Berbahagialah Orang yang Suci Hatinya

Matius 5:8

Berbahagaialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Pure in heart (katharos: clean, clear, pure), dapat bermakna (1) singgle-minded; (2) focused; atau (3) cleansed. Istilah ini digunakan dalam Perjanjian Lama untuk ritual pencucian/pembasuhan.

Continue reading

Views: 13

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Berbahagialah Orang yang Murah Hati

Matius 5:7

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Murah hati (ellemon: merciful, berbelas kasihan, welas asih). “It is the ability to put one’s self in another’s situation and act with compassion” (Utley, 2014). Empat karakter yang telah disebut di ayat 3-6 berbicara tentang kondisi di mana orang percaya melihat bertapa besar kebutuhan rohaninya. Mulai ayat 7, Tuhan Yesus bicara tentang karakter yang mendorong/memotivasi tindakan seseorang.

Continue reading

Views: 14

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Berbahagialah Orang yang Lemah Lembut

Matius 5:5

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Kata yangh digunakan adalah praus (meek, mild, gentle), bukan lemah, tetapi lemah lembut. Kata ini dalam bahasa Yunani digunakan untuk menggambarkan seekor kuda yang telah ditundukkan–power under control. Kuda itu sama sekali tidak kehilangan kekuatan dan vitalitasnya, tetapi semua potensi dan kekuatannya sekarang di bawah kendali penuh penunggangnya!

Continue reading

Views: 12

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Berbahagialah Orang yang Berdukacita

Matius 5:4

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berdukacita (pentheo, to grieve–the feeling or the act). Menurut Utley: this referred to “loud wailing,” which was the strongest term for mourning in the Greek language. Di tengah dunia yang menyanyikan “Don’t worry, be happy” atau “Buat apa susah?”, Tuhan Yesus justru menyatakan bahwa berkat menunggu orang yang berdukacita.

Continue reading

Views: 32

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Berbahagialah Orang yang Miskin di Hadapan Allah

Matius 5:1-3

Yesus melihat kerumunan orang banyak, lalu Ia pergi ke atas gunung. Setelah Ia duduk, murud-murid-Nya datang mendekat. Kemudian Yesus mulai mengajar mereka. Injil Matius ditujukan terutama kepada orang Yahudi yang menjadikan Musa dan hukum Taurat sebagai acuan kehidupan. Cara Matius menuliskan setting peristiwa ini mirip dengan ketika Musa memngajarkan hukum Tuhan kepada bangsa Israel: di gunung, orang banyak mendengarkan, hukum Tuhan dijelaskan. Yesus adalah Musa yang baru, mengajarkan Hukum Kerajaan Allah–menggenapi hukum Taurat (ayat 1-2).

Continue reading

Views: 128

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment