Fokus Kehidupan Orang Percaya

Ibadah GKJ Nusukan

Maleakhi 3:1-6, Lukas 1:67-75; 3:1-6, Filipi 1:3-11

Tuhan setia dengan janji-Nya. Penggenapan janji Tuhan dilakukan pada waktu-Nya. Ada masa yang diijinkan terjadi sebelum janji itu digenapi–atau lebih tepatnya: ada proses yang mendahului janji itu terwujud–masa penantian bukan masa hampa di mana Tuhan tidak melakukan apa-apa atas janji-Nya, namun justru itu merupakan masa Tuhan sedang menjalankan proses penggenapan janji-Nya.

Tuhan berjanji untuk menghadirkan Mesias kepada umat-Nya. Tujuan kedatangan-Nya adalah: untuk memurnikan umat-Nya–“seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu” (Mal. 3:2), sehingga mereka menjadi orang yang melayani Tuhan dengan benar, sehingga persembahan umat-Nya akan menyenangkan hati Tuhan (Mal. 3:3).

Dalam doa Zakaria dinyatakan bahwa janji Tuhan kepada umat-Nya adalah: “supaya kita terlepas dari tangan musuh, dan dapat beribadah kepada-Nya tanpa rasa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita” (Luk. 1:74-75). Musuh apa yang membuat umat Tuhan tidak bisa beribadah dengan tanpa takut, kudus dan benar? Jawabannya: dosa!

Paulus menulis surat kepada jemaat Filipi berisi kerinduannya: agar jemaat menjadi suci dan tak bercacat, dan punya kehidupan yang penuh dengan buah kebenaran, sehingga mendatangkan kemuliaan dan pujian bagi Allah (Fil. 1:9-11). Bukan semata-mata melakukan pelayanan atau tindakan kasih, tetapi pelayanan dan tindakan kasih yang dalam kesucian dan ketidakbercacatan di hadapan Tuhan.

Benang merahnya: Tuhan tidak menginginkan sekedar ibadah atau pelayanan dari umat-Nya, tetapi ia menghendaki ibadah dan pelayanan itu muncul dari kehidupan yang kudus, yang murni dari dosa, dan yang tak bercacat. Hanya itulah yang akan diperkenan Tuhan dan akan memuliakan Tuhan.

Ketika hidup umat Tuhan sudah dinilai siap, barulah panggilan/perintah untuk mengerjakan sesuatu itu diberikan. Tidak diketahui berapa lama Yohanes tinggal di padang gurun sebelum firman Tuhan itu datang kepadanya (Luk. 3:2), namun bisa disimpulkan bahwa ia baru mulai tampil di muka publik pada usia 30 tahun. Dan pelayanannya tidak lama, tetapi ia sudah menggenapi panggilan Tuhan: sebagai utusan yang membuka jalan kepada Mesias.

Penerapan:
(1) Fokus saya seharusnya bukan kepada pelayanan, tetapi lebih dahulu kepada pemurnian dan pengudusan hidup–karena pelayanan tanpa kekudusan tidak berkenan kepada Tuhan dan tidak akan memuliakan Tuhan.
(2) Apakah Tuhan akan memanggil atau tidak untuk melakukan pelayanan yang khusus, itu adalah otoritas Tuhan. Tetapi, seumur hidup saya seharusnya fokus kepada: kekudusan hidup, beribadah kepada Tuhan, dan melayani/mengasihi orang lain.

Views: 8

This entry was posted in Filipi, Lukas, Maleakhi, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *