Pemimpin yang Melayani dan Memberkati

Ester 10:1-3

Seperti apakah pemimpin yang dikehendaki? Pemimpin yang tidak egois, yang tidak hanya menguasai/memerintah orang, tetapi yang menggunakan posisinya dan otoritasnya untuk melayani orang lain, untuk mendatangkan berkat bagi orang lain. Tidak hanya mendatangkan kebaikan bagi lembaga di mana ia memimpin, tetapi juga mendatangkan berkat dan pertolongan bagi keluarganya dan bagi umat Tuhan.

Penutup di akhir kitab ini bukan tentang Ester, tetapi justru tentang Mordekhai. Dikatakan bahwa semua peristiwa yang membuat Mordekhai ditinggikan oleh raja merupakan sejarah yang dicatat di dalam Buku Sejarah Raja-raja Media dan Persia–di mana kemungkinan besar Mordekhai yang turut menuliskan selama ia menjadi pejabat tertinggi di bawah raja (ayat 1-2).

Mordekhai disebut sebagai orang nomor dua di seluruh kerajaan; hanya raja Ahasyweros yang ada di atasnya. Mordekhai memiliki kuasa yang sangat besar di kerajaan Persia. Kemudian, dicatat juga bahwa Mordekhai adalah orang yang besar bagi bangsa Yahudi dan di antara sanak keluarganya (ayat 3). Ini juga sebuah keistimewaan, sebab banyak penguasa yang justru direndahkan atau tidak dihormati oleh keluarga dan golongannya sendiri.

Apa yang menyebabkan Mordekhai dihormati oleh bangsanya? Sebab ia adalah orang yang berusaha untuk mendatangkan kebaikan bagi bangsanya, dan orang yang berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya (ayat 3). Tidak hanya dalam kata-kata, tetapi Mordekhai terbuki bertindak/berbuat/menjalankan kuasanya untuk kebaikan dan keselamatan bangsanya. Pemimpin yang baik dan dihargai adalah: yang perkataan dan perbuatannya mendatangkan berkat dan keselamatan bagi semua orang, dan juga bagi kelompoknya.

Mordekhai bisa menjadi illusrasi prinsip kepemimpinan yang diajarkan Tuhan Yesus: “Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat. 20:26-28).

Penerapan:
Memohon kepada Tuhan hati seorang hamba yang melayani orang lain, baik secara umum, maupun melayani keluarga dan umat Tuhan. Memohon hikmat dan kemampuan agar bisa menggunakan posisi/jabatan yang dipercayakan kepada saya untuk memberkati orang banyak dan umat Tuhan.

Views: 42

This entry was posted in Ester, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *