Dibenarkan Seperti Abraham

Roma 4:1-25

Paulus mengambil Abraham–leluhur bangsa Yahudi–sebagai contoh orang yang dibenarkan karena iman, dan bukan karena perbuatan. “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (ayat 3). Abraham tidak melakukan perbuatan ketaatan, tetapi ia percaya kepada Tuhan; dan kepercayaannya diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran. Iman Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran. Ini tidak didasarkan kepada tindakan/pekerjaan Abraham, tetapi dari responsnya kepada janji Allah. Tindakannya kemudian merupakan konfirmasi dari imannya (Utley, 2014).

Continue reading

Views: 7

Posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma | Leave a comment

Dibenarkan Secara Cuma-cuma!

Roma 3:9-31

Semua orang statusnya sama di hadapan Tuhan. Tidak ada satupun yang bisa merasa lebih baik atau lebih tinggi daripada orang lain. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (ayat 23-24). Semua orang berada di bawah kuasa dosa dan tidak ada satu orangpun yang dapat membebaskan diri. Semua orang dibenarkan Allah secara cuma-cuma. Tidak ada yang membayar sendiri, tetapi semuanya dibayari oleh karya penebusan Kristus.

Continue reading

Views: 7

Posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma | Leave a comment

Kegagalan Mentaati Hukum Tuhan

Roma 2:17-3:8

Gugatan kepada orang Yahudi–yang merasa lebih unggul daripada bangsa-bangsa lain karena menerima Hukum Tuhan; yang memandang diri mereka sebagai “penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa” (ayat 19-20)–padahal mereka sendiri tidak taat kepada Hukum Tuhan, sehingga “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain.” (ayat 24).

Continue reading

Views: 8

Posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma | Leave a comment

Moralitas Tidak Menyelamatkan

Roma 2:1-16

Di pasal 1, Paulus membahas hidup orang di luar Allah dengan sebutan “mereka”. Tetapi di pasal 2 ini Paulus menggunakan kata ganti “kamu”. Siapa yang dimaksud dengan “kamu”? Beberapa tafsiran menyatakan bahwa bagian ini ditujukan kepada orang Yahudi dan non-Yahudi yang hidup bermoral–bukan orang kafir yang hidup secara imoral dalam pasal 1. Orang yang merasa sudah melakukan kebenaran.

Continue reading

Views: 7

Posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma | Leave a comment

Hidup Oleh Iman

Roma 1:1-17

Paulus memulai suratnya dengan menjelaskan siapa dirinya (ayat 1-6): (a) Paulus adalah hamba Yesus Kristus, dipanggil sebagai rasul, dikhususkan bagi Injil Allah; (b) Injil Allah–yang berisi tentang Anak Allah–sudah dijanjikan sebelumnya melalui para nabi di dalam Kitab Suci; (c) Anak Allah itu adalah keturunan Daud secara daging, dan Anak Allah di dalam Roh melalui kebangkitannya dari antara orang mati, yaitu Tuhan Yesus Kristus; (d) Melalui Dia, Paulus menerima anugerah dan kerasulan untuk membawa kebenaran iman demi NamaNya di antara bangsa-bangsa, termasuk orang Roma.

Continue reading

Views: 7

Posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma | Leave a comment