Persuasi yang Benar

Filemon 1:17-25

Paulus melanjutkan permintaannya kepada Filemon dengan ungkapan-ungkapan yang mempersuasi agar Filemon melakukan permintaannya. Persuasi yang dilakukan Paulus tidak berupa kata-kata manis atau retorika manipulatif yang palsu, melainkan berdasar fakta yang benar dan berdasar kepada pandangannya yang positif Filemon, disampaikan dengan sikap rendah hati dan kasih.

Pertama, Paulus menggunakan kata “kalau engkau menganggapku temanmu seiman” (ayat 17). Ia menggugah hati Filemon agar mengingat bahwa Paulus adalah sauara seiman di dalam Tuhan–dan relasi itu patut untuk dijadikan dasar di dalam mengambil keputusan. “Kabulkanlah permintaanku karena aku adalah saudara seimanmu.”

Kedua, Paulus siap untuk menanggung/membayar semua kerugian yang telah ditimbulkan oleh Onesimus (ayat 18-19). Paulus meminta agar Filemon menjadikan hutang Onesimus sebagai hutang Paulus. Bahkan, pada bagian ini Paulus menulis dengan tangannya sendiri–menunjukkan kesungguhannya. Paulus menyediakan dirinya sendiri sebagai jaminan bagi Onesimus.

Namun, secara halus Paulus juga mengingatkan Filemon: bahwa ia sendiri berhutang hidup kepada Paulus (ayat 19)–karena Paulus yang membawanya kepada Kristus. Paulus mengingatkan Filemon bahwa ia sudah menerima pengampunan dan anugerah Tuhan, sehingga sudah sepantasnya ia memberikan pengampunan dan anugerah kepada orang lain.

Ketiga, Paulus menyatakan bahwa ia memerlukan kebaikan Filemon; bahwa apa yang dimintanya kepada Filemon itu akan berguna bagi Paulus secara pribadi, bahwa dengan melakukan permintaannya, Filemon berarti melakukan kebaikan kepda Paulus, dan itu akan membuat hati Paulus dihiburkan (ayat 20). Di sini Paulus menggunakan kata yang sama–“hibur”–yang dipakainya untuk mengapresiasi Filemon di awal surat (ayat 7). Kebaikan Filemon telah menghibur banyak orang kudus, dan sekarang Paulus juga meminta agar Filemon menghiburnya dengan kebaikannya.

Keempat, Paulus menunjukkan keyakinannya kepada Filemon, bahwa Filemon tidak hanya akan melakukan permintaannya, tetapi akan melakukannya melebihi apa yang diminta oleh Paulus (ayat 21), karena Paulus meyakini kualitas hidup, yaitu ketaatan, yang dimiliki oleh Filemon.

Kelima, Paulus berdoa kepada Tuhan agar bisa datang mengunjungi Filemon, ditunjukkan dengan permintaannya agar Filemon menyiapkan tumpangan (tempat tinggal) baginya (ayat 22). Merupakan sebuah kehormatan dan penghargaan yang besar bagi Filemon untuk dikunjungi oleh Paulus.

Pada bagian akhir suratnya, Paulus menyampaikan salam dari orang-orang kudus yang ada dan melayani bersama-sama dengan dia: Epafras (kemungkinan dia yang merntis jemaat di Kolose di mana Filemon tinggal), Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas. Nama Timotius sudah disebut di bagian awal surat–kemungkinan dia yang menuliskan surat Paulus ini.

Penerapan:
(1) Bagaimana cara saya mempersuasi orang? Apakah dengan kata-kata manipulatif yang palsu? Dengan kemunafikan? Ataukah dengan ketulusan hati menggunakan perkataan yang berisi fakta/kebenaran?
(2) Bagaimana sikap saya ketika berbicara kepada orang lain? Dengan arogan dan bersikap menggurui–merasa lebih tinggi/pintar? Ataukah dengan lemah lembut dan kerendahan hati?

Views: 2

This entry was posted in Filemon, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *