Menghadapi Tukang Debat dan Bidat

Titus 3:9-11

Paulus memberi petunjuk kepada Titus untuk memiliki sikap yang benar di dalam relasi dengan orang-orang tertentu di dalam jemaat, yaitu orang-orang yang memiliki sikap yang menyimpang dari pengajaran yang sehat. Ada dua jenis orang yang diidentifikasi oleh Paulus: (1) orang yang suda berdebat tentang hal-hal yang tidka penting; dan (2) orang-orang bidat.

Di dalam jemaat akan ada orang yang suka mengajak diskusi atau berargumentasi atau berdebat mengenai perkara-perkara yang sebenarnya tidak penting atau esensial terkait iman Kristen. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang konyol, soal garis keturunan, dan mengajak berdebat mengenai hukum Taurat. Bukan untuk memahami kebenaran dalma rangka mentaati Tuhan, tetapi demi untuk perdebatan itu sendiri. Sikap yang harus diambilTitus: menghindari mereka, sebab tidak ada manfaatnya dan sia-sia.

Jenis yang kedua adalah: orang-orang bidat (hairetikos: orang yang membuat pilihan, orang yang menyebabkan perpecahan). Orang yang memiliki keyakinan sendiri yang tidak benar, orang yang merasa benar dengan pikiran/pandangannya sendiri mengenai pengajaran Tuhan. Mereka berusaha mempengaruhi orang lain untuk berpihak atau menyetujui mereka, sehingga berseberangan dengan orang lain yang tidak sepaham–menimbulkan perpecahan di dalam jemaat. Sikap Titus: menegur mereka satu atau dua kali, dan menolak/menjauhi mereka apabila tidak mau bertobat.

Penerapan:
Mengevaluasi pembicaraan saya dengan orang lain di tengah komunitas: Apakah saya membicarakan yang penting/esensial/berguna? Apakah saya merasa pendapat saya paling benar, dan aktif memecah-belah komunitas untuk mendapat dukungan atas pendapat saya?

Views: 3

This entry was posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Titus. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *