Pemimpin yang Buruk (1): Munafik dan Gila Hormat

Matius 23:1-12

Ketika tidak ada lagi orang yang berani mengajukan pertanyaan untuk menguji-Nya, ketika semua enyerangnya sudah tidak lagi mampu untuk menghadapi hikmat-Nya, ketika keunggulan hikmat Tuhan itu sudah dinyatakan di hadapan semua orang, maka Tuhan Yesus ganti menyatakan perspektif Illahi mengenai kehidupan para pemimpin agama Yahudi pada masa itu. Berikan waktu kepada Tuhan untuk menyatakan otoritas dan keunggulan-Nya, barulah kemudian mulai berbicara.

Continue reading

Views: 7

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Hikmat Illahi

Matius 22:15-46

Hikmat Tuhan itu mengatasi kecerdikan dan tipu muslihat manusia. Bagian ini mencatat usaha orang-orang Farisi untuk menjatuhkan Tuhan Yesus melalui pertanyaan-pertanyaan mereka. Orang-orang Farisi mengirimkan orang untuk datang kepada Tuhan Yesus dan mengajukan petanyaan dengan maksud untuk menjerat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak menghindar, tetapi menjawab setiap pertanyaan itu dengan pengetahuan dan hikmat-Nya–tidak ada satupun pertanyaan yang tidak dijawab-Nya, tidak ada pertanyaan yang bisa menjebak-Nya.

Continue reading

Views: 6

Posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Memelihara Komitmen kepada Tuhan

Yosua 24:1-33

Sikhem adalah tempat yang penting bagi umat TUHAN. Di tempat ini pertama kali Abraham menetap ketika ia baru datang ke Kanaan, dan di sana TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dan memberikan janji: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” (Kejadian 12:7). Di sana juga pertama kali Yakub membeli sebidang tanah setelah ia kembali dari pengembaraannya di Haran (Kejadian 33:19). Tanah itu dipakai untuk menguburkan tulang-tulang Yusuf yang dibawa orag Israel dari Mesir (Yosua 14:32).

Continue reading

Views: 6

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua | Leave a comment

Rekoleksi

Yosua 23:1-16

Mengingat semua pengalaman bersama Tuhan di masa lalu merupakan cara untuk memperkuat komitmen untuk menyembah Tuhan dan mentaati perintah-Nya. Belajar dari pengalaman masa lalu merupakan salah satu unsur penting dalam merencanakan langkah hari ini dan masa depan. Mengingat, mempelajari, dan mencatat apa yang membuat berhasil, apa yang membuat gagal–dan yang paling penting bagaimana Tuhan terlibat dan apa sikap yang seharusnya dimiliki, adalah disiplin yang harus dimiliki untuk menjaga hidup yang konsisten di dalam Tuhan.

Continue reading

Views: 6

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua | Leave a comment

Pentingnya Klarifikasi

Yosua 22:1-34

Perbuatan yang baik atau benar, bisa disalahmengerti oleh orang lain–karena orang hanya bisa melihat perbuatan yang nampak, dan mengambil kesimpulan sendiri, tanpa bisa melihat niat atau isi hati orang lain. kesalahpakahan ini bisa membuat orang lain bersikap atau melakkan tindakan yang salah dan sehingga mereka jatuh dalam dosa-karena ketidaktahuan mereka. Klarifikasi dan penjelasan harus diberikan kepada orang yang salah paham–bukan hanya saja supaya kita tidak dituduh, tetapi supaya orang lain tidak tersandung dan jatuh ke dalam dosa karena ketidaktahuannya.

Continue reading

Views: 7

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua | Leave a comment