Hikmat Illahi

Matius 22:15-46

Hikmat Tuhan itu mengatasi kecerdikan dan tipu muslihat manusia. Bagian ini mencatat usaha orang-orang Farisi untuk menjatuhkan Tuhan Yesus melalui pertanyaan-pertanyaan mereka. Orang-orang Farisi mengirimkan orang untuk datang kepada Tuhan Yesus dan mengajukan petanyaan dengan maksud untuk menjerat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak menghindar, tetapi menjawab setiap pertanyaan itu dengan pengetahuan dan hikmat-Nya–tidak ada satupun pertanyaan yang tidak dijawab-Nya, tidak ada pertanyaan yang bisa menjebak-Nya.

Pertanyaan pertama adalah masalah membayar pajak kepada Kaisar (ayat 16-22). Orang-orang Farisi dan Herodian mengajukan pertanyaan yang dilematis: karena apapun alternatif jawaban yang dipilih Tuhan Yesus–membayar atau tidak membayar–akan bisa dipakai untuk menuduh dan menjatuhkan-Nya. Tetapi, Tuhan Yesus memberi jawaban yang sama sekali tidak diduga, dan tidak bisa dibantah atau disalahkan!

Kemudian, datanglah orang-orang Saduki dengan pertanyaan hipotetikal mengenai kebangkitan orang mati–karena mereka tidak mempercayai adanya kebangkitan orang mati. Kemungkinan besar, pertanyaan yang mereka ajukan ini adalah salah satu kartu trump yang selama ini berhasil mematahkan argumen tentang kebangkitan orang mati. Jawaban Tuhan Yesus justru membongkar asumsi/premis mereka yang salah–mereka tidak memahami Firman Tuhan dan kuasa Allah, kaena berpikir kehidupan setelah kematian itu sama dengan kehidupan jasmaniah di dunia (ayat 23-33).

Mendengar bahwa Tuhan Yesus bisa menjawab pertanyaan orang Saduki–yang mungkin selama ini tidak bisa mereka jawab (orang Farisi mempercayai kebangkitan orang mati). mereka berkumpul dan datang bersama-sama kepada Tuhan Yesus. Salah satu orang Farisi, seorang ahli Taurat, bertanya tentang: hukum mana yang terutama dalam Hukum Taurat (ayat 34-36). Tuhan Yesus mengutip Keluaran 6:5 dan Imamat 19:18 untuk menjawabnya: mengasihi Tuhan dan mengasihi orang lain–itulah inti dari seluruh Hukum Taurat dan kitab para nabi.

Jawaban-jawaban Tuhan Yesus menunjukkan: (1) Pemahaman-Nya tentang Firman Tuhan; Ia mengerti makna dari Firman Tuhan dan menggunakan Firman Tuhan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada-Nya; (2) Pengetahuan dan hikmat-Nya: pengetahuan tentang niat/motivasi orang yang ingin menjebak, hikmat untuk memberikan jawaban yang membuat si penanya tidak berkutik dan tidak bisa memakai jawaban untuk menjebak Tuhan Yesus. Ada 3 unsur hikmat yang nampak di sini: pengertian tentang Firman Tuhan, pengertian tentang hati manusia, dan pengertian untuk memecahkan masalah yang rumit.

Penerapan:

  1. Tidak sembrono untuk menjawab atau berkomentar–karena ada kemungkinan jawaban atau respon itu bisa dipakai untuk menjatuhkan/menjerat saya.
  2. Bergantung kepada Tuhan untuk menjawab masalah yang ada: berdoa meminta hikmat Illahi. “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah” (Yakobus 1:5).
  3. Pemecahan masalah harus mempertimbangkan tiga unsur: prinsip Firman Tuhan, prinsip relasi dengan orang lain, dan prinsip pemecahan masalah itu sendiri.

Views: 6

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *