Jangan Memakai Caramu Sendiri

Hakim-hakim 14:1-4

Ketika sudah tiba waktunya, Roh TUHAN mulai menggerakkan hati Simson di Mahane-Dan yang terletak di antara Zora dan Esytaol (Hak. 13:25). Zora adalah kampung halaman Simson. Mestinya, sejak lahir, Simson sudah diberitahu oleh orangtuanya bahwa dia adalah anak istimewa: ditunjukkan dengan tindakna tidak pernah memotong rambutnya–sebagai tanda bahwa Simson seorang nazir Allah. Pasti orangtuanya juga menjelaskan panggilan TUHAN baginya untuk menyelamatkan Israel dari Filistin.

TUHAN merencanakan bahwa Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin, supaya terjadi konflik antara Simson dan orang Filistin yang menguasai Israel (ayat 4). Tetapi apakah cara Simson meminta untuk menikah dengan perempuan Filistin itu bagian dari rencana TUHAN atau cara yang diperintahkan TUHAN? Hukum TUHAN melarang Israel menikah dengan bangsa asing (ayat 3, Kel. 7:3), dan TUHAN itu Allah yang Benar dan Kudus, sehingga tidak mungkin memerintahkan tindakan yang melanggar hukum yang ditetapkan-Nya sendiri.

Penjelasannya adalah: TUHAN memberikan kebebasan kepada orang yang dipanggilnya. Mereka yang punya tanggung jawab untuk mencari pimpinan TUHAN dalam bertindak. Sekalipun hati Simson digerakkan TUHAN untuk memulai gara-gara dengan orang Filistin, tetapi dia tidak mencari TUHAN untuk bertanya tentang metodenya. Ia mengikuti keinginannya sendiri–yang salah satunya adalah: mudah tertarik kepada perempuan (ayat 2-3).

TUHAN, di dalam anugerah-Nya dan kesetiaan kepada janji/panggilan-Nya, akan menolong menggunakan kesalahan hamba-Nya untuk menggenapi rencana-Nya. Tetapi tidak berarti TUHAN menyetujui/berkenan dengan metode yang diambil oleh hamba-Nya. Ini menunjukkan kekuasaan TUHAN, yang mampu mengubah blunder/kesalahan orang menjadi jalan penggenapan rencana-Nya. Sekalipun ada jalan yang jauh lebih baik, bahkan yang sempurna, yaitu ketika orang mencari pimpinan TUHAN dan mentaatinya!

Jalan dosa yang diambil seseorang, sekalipun di dalam kemurahan TUHAN itu dipakai untuk mengerjakan kebaikan/menggenapi rencana-Nya, pasti akan membawa konsekuensi buruk. Sebab TUHAN telah menetapkan bahwa siapa menabur dalam dosa/kedagingan akan menuai malapetaka dan kebinasaan. Seperti terbukti pada bagian berikutnya: betapa banyak masalah yang sebenarnya tidak perlu ada menerpa Simson karena keputusan yang mengikuti dorongan keinginannya sendiri, dan bukan mencari pimpinan TUHAN. Jangan menjadikan janji/panggilan TUHAn sebagai dasar untuk bertindak sembrono atau sesuka hati, menerima panggilan TUHAN berarti mengerjakan-Nya dengan metode-Nya, bukan metode manusia.

Betapa kontras sikap Simson dengan orangtuanya. Ketika Manoah dan istrinya menerima janji TUHAN, maka yang mereka lakukan adalah mencari TUHAN, memohon pimpinan TUHAN apa yang harus mereka lakukan untuk memelihara anak yang akan diberikan TUHAN. Dan TUHAN menjawab dengan jelas dan detil apa yang harus dilakukan (Hak. 13:12-14). Sedangkan Simson? Ia dengan kesadaran akan pangilan TUHAN dan posisinya sebagai nazir TUHAN, malah bertindak sembrono: orang yang dipilih dan dikuduskan oleh TUHAN justru mau menikah dengan perempuan kafir!

Penerapan:
(1) Menghargai pemilihan dan panggilan Tuhan–yang adalah semata-mata karena anugerah dan belas kasihan-Nya–dengan tidak bertindak sembrono, tetapi berhati-hati, selalu mencari pimpinan Tuhan dan mentaati petunjuk Tuhan dalam bekerja.
(2) Tidak menggunakan cara-cara duniawi atau cara-cara oprang berdosa untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan.

Views: 13

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *