Hakim-hakim 13:9-25
Ketika TUHAN menyatakan anugerah melalui pilihan dan panggilan-Nya pada seseorang, maka respons yang paling benar adalah: menyembah TUHAN dan mentaati panggilan-Nya. Itu yang dilakukan oleh Manoah dan istrinya, ketika memperoleh konfirmasi bahwa TUHAN memilih mereka untuk menjadi media penyelamatan Israel, yaitu melahirkan dan membesarkan anak yang nanti akan menjadi pembebas Israel.
Manoah–yang tidak tahu bahwa lakil-laki yang berbicara kepadanya itu adalah malaikat TUHAN–bermaksud memberikan jamuan makan, ini adalah adat yang berlaku sebagai bentuk penhormatan kepada tamu yang datang, apalagi tamu itu membawa berita gembira (ayat 15). Akan tetapi, malaikat TUHAN itu menolak untuk makan, dan menyarankan agar Manoah mempersembahkan korban kepada TUHAN (ayat 16).
Manoah mempersembahkan dua macam korban: (1) korban bakaran, di mana seluruh bintang korban itu dibakar habis. Korban yang semata-mata untuk TUHAN, “suatu persembahan yang harum bagi TUHAN” (Kel. 29:18); simbol pujian dan penyembahan kepada TUHAN; (2) korban sajian (grain offering), simbol kepercayaan bahwa TUHAN yang menjadi sumber kehidupan. Kedua korban persembahan itu harus dibakar habis, hanya untuk TUHAN, tidak boleh untuk imam atau orang Lewi.
Ada dua tindakan Manoah menanggapi panggilan TUHAN. Pertama, ia memohon pimpinan TUHAN agar diajar/diberitahu tentang apa yang harus dilakukannya untuk melakukan panggilan itu. Agar dia melakukan panggilan itu menggunakan cara TUHAN. Kedua, ia mempersembahkan korban bagi TUHAN, sebagai bentuk penyembahan, ucapan syukur, dan penundukan dirinya kepada TUHAN, Sang Sumber Anugerah dan Sumber Kehidupan.
Penerapan:
Pujian penyembahan adalah korban persembahan kepada Tuhan, yang baunya menyenangkan bagi Tuhan. Pujilah dan sembahlah Tuhan, Ia suka dan berkenan dengan pujian-penyembahanmu.
Views: 4