Hakim-hakim 14:5-9
TUHAN itu berdaulat penuh atas keputusan-Nya. Tidak ada yang berhak mengatur atau memprotes, mengapa TUHAN memberikan anugerah-Nya yang besar kepada seseorang dan tidak kepada orang lain yang di mata manusia lebih layak. Di dalam hikmat dan otoritas-Nya, TUHAN memilih untuk memberikan anugerah-Nya kepada orang seperti Simson, yang egois mengikuti keinginannya sendiri, yang sembrono dalama bertindak, yang tidak menjaga kekudusan hidup–sehingga masuk ke dalam berbagai masalah.
Simson pergi ke Timnah (sekitar 9 km dari kota tempat tinggal Simson) bersama orangtuanya, untuk menemui/melamar perempuan Filistin yang memikat hatinya (ayat 5). Ketika Simson sampai di perkebunan anggur di Timna, seekor singa muda menyerangnya. Saat itu kuasa Roh TUHAN memenuhinya dengan kuat, sehingga Simson mencabik singa itu menjadi dua dengan tangan kosong (ayat 6)!
Kekuatan fisik Simson berasal dari TUHAN, kekuatan yang diberikan TUHAN melekat pada panggilannya sebagai nazir TUHAN. Pertanyaan: apakah kekuatan itu terus-menerus ada pada Simson dan bisa digunakan kapan saja untuk keperluan apa saja? Seperti talenta/kemampuan lain yang diberikan TUHAN kepada seseorang? Ataukah harus dengan ijin TUHAN, sehingga ada waktunya kekuatan itu tidak ada di dalam tubuhnya? Ketika Sismson memerlukannya, kekuatan dari TUHAN itu pasti ada untuk digunakan. Setiap kali diperlukan, maka kekuatan bisa digunakan.
Simson merahasiakan kekuatan supranaturalnya yang bisa mencabik singa itu dari orangtuanya (ayat 6). BIsa jadi karena kerendahan hati, tidak mau memamerkan kekuatan, tetapi bisa juga sebagai strategi agar tidak ada orang–terutama orang Filistin yang akan menjadi sasaran serangan Simson–tahu kekuatan/potensinya sejak awal. Menunggu waktu TUHAN untuk menyatakan kekuatan yang dianugerahkan-Nya di hadapan orang lain; jangan pamer atau mempromosian diri, tetapi biarkan TUHAN yang mengatur kapan orang lain dicelikkan akan kemampuan yang TUHAN berikan.
Beberapa waktu kemudian, Simson dan orangtuanya kembali datang ke Timna untuk menikah dengan perempuan itu. Di perjalanan, Simson menyimpang jalan untuk melihat bangkai singa yang dulu dibunuhnya. Mengapa? Rasa ingin tahu? Kebanggaan dalam hati ingin melihat/mengenang prestasi/kekuatannya? Ia menemukan di kerangka singa itu ada sarang lebah yang ada madunya (ayat 8). TUHAN bisa memulai seustau yang manis dan berguna–seperti madu–dari kerangka yang tak berguna. Dari simbol kematian, TUHAN menjadikan kehidupan.
Simson mengeruk madu itu dan memakannya sambil berjalan–sikap yang spontan seperti anak kecil. Dan ketika bertemu orangtuanya, ia memberikan madu itu kepada mereka untuk dimakan. Tetapi Simson tidak memberitahu bahwa madu itu dikeruknya dari kerangka singa (ayat 9). Mengapa merahasiakan? Karena kemungkinan besar orangtuanya akan menolak dan menegor Simson, sebab bagi orang Israel bangkai tu adalah barang yang najis.
Simson ini seorang yang penuh dualisme yang kontradiktif. Di satu sisi dia sadar sebagai nazir TUHAN, di sisi lain sikapnya begitu sembrono–menyerempet bahaya yang bisa melanggar kenazirannya. DI satu sisi kelihatan spontan dan ekstrovet, keras ketika sudah punya kemauan, di sisi lain ia suka menyimpan rahasia untuk dirinya sendiri. Seorang yang kompleks, sulit untuk dipahami manusia–bahkan orangtuanya sendiri; tetapi TUHAN mengenal dia dengan utuh di dalma segala kompl;eksitas dan kerumitannya–dan TUHAN mau memakainya.
Penerapan:
(1) Tidak pamer kemampuan, tetapi menyerahkan kepada Tuhan apakah perlu atau tidak kemampuan itu diketahui/dinyatakan kepada orang lain.
(2) Tidak terlalu cepat menghakimi/menyimpulkan orang secara simplistik (menyederhanakan), menempelkan stigma–sebab setiap orang itu kompleks dan rumit; ada hal-hal yang tidak terlihat/diketahui, sehingga tidak bisa men-jugde begitu saja. Bersikap terbuka dan bersedia mengenali keunikan orang lain.
Views: 1