Hakim-hakim 14:10-20
Sekalipun TUHAN turut bekerja di dalam segala sesuatu, dan di dalam kedaulatan dan kuasa dan kasih-Nya TUHAN bisa mendatangkan kebaikan (penggenapan rencana-Nya) melalui kesalahan atau ketidaktaatan seseorang, tetapi tetap saja penderitaan dan kesesakan menimpa orang yang bertindak menyimpang dari hukum TUHAN. Pernikahan dan perilaku Simson, sekalipun kemudian dipakai TUHAN untuk memulai konflik dengan orang Filistin, tetap mendatangkan masalah dan kesesakan atas Simson.
Simson mengadakan pesta di Timna–pesta itu berlangsung selama 7 hari (ayat 12). Ketika orang Filistin melihat dia–dalam terjemahan lain: “orang Filistin merasa kuatir atau terintimidasi”–mereka memilih 30 orang untuk menemani (berada di dekat) Simson (ayat 10-11). Dalam pesta itu Simson memberi teka-teki kepada 30 orang yang menemani atau menjaganya. Taruhannya adalah: 30 pakaian lenan dan 30 pakaian kebesaran, dengan batas waktu menjawab: 7 hari selama pesta (ayat 12-13).
Ketika 30 orang itu tidak bisa menemukan jawaban, mereka mengancam akan membakar istri Simson dan keluarganya. Selama 7 hari, sepanjang pesta, istri Simson menangis di sampingnya! Dan ia teru smerengek minta jawaban teka-teki itu dari Simson (ayat 14-17). Betapa tidak enaknya suasana pernikahan Simson! Pesta yang seharusnya berisi kegembiraan, ternyata isinya kebencian dan ancaman, rengekan, dan tangisan. itu kesesakan pertama yang dialami oleh Simson akibat perbuatannya.
Simson akhirnya tidak tahan mendengar rengekan istrinya, maka pada hari ke tujuh ia memberitahukan jawaban teka-teki itu; dan istrinya memberitahukannya kepada orang sebangsanya, berarti tidak hanya 30 orang yang tahu, tetapi melibatkan seluruh kota (ayat 17). Malam harinya, 30 orang itu dan orang-orang di kota itu memberikan jawabannya kepada Simson (ayat 18). Mula-mula urusan Simson hanya dengan 30 pengiringnya, tapi dalam 7 hari, terjadi eskalasi–kemungkinan 30 orang itu minta bantuan orang-orang lain–sehingga seluruh kota tahu tentang teka-teki Simson.
Simson tahu bahwa dia telah dicurangi, bahwa orang-orang Filistin sudah mengancam istrinya untuk mendapatkan jawaban teka-tekinya (ayat 18). Ia menjadi marah–kesesakan yang kedua, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia–kekuatan dari TUHAN keluar, dan kemungkinan juga ada gagasan yang ditaruh TUHAN di dalam pikiran Simson. Ia pergi ke Askelon, sebuah kota besar orang Filistin jaraknya sekitar 37 km dari Timna–cukup jauh, kemungkinan agar perbuatannya tidak diketahui orang Timna. Di Askalon Simson membunuh 30 orang Filistin, mengambil pakaian mereka, dan memberikannya kepada 30 orang pengiringnya sebagai pembayaran taruhan (ayat 19).
Kemarahan Simson masih menyala-nyala, sehingga setelah menyerahkan 30 pakaian itu ia pergi meninggakan Timna, meninggalkan pesta pernikahannya begitu saja. Tentu saja itu menimbulkan masalah pada keluarga perempuan itu, karena mempelai laki-laki kabur dari pesta setelah kalah taruhan. Maka, untuk menutup malu, istri Simson diberikan kepada salah satu dari 30 orang pengiringnya (ayat 20). Simson malu dan marah, istrinya malu, keluarga istrinya juga malu. Kesesakan ketiga yang menimpa Simson, tidak hanya dia, tetapi juga orang lain di sekitarnya terdampak.
Penerapan:
Jangan menyimpang dari perintah Tuhan, jangan bertindak sendiri; tetapi tunduklah kepada Tuhan dan ikutilah pimpinannya. “Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau. Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia.” (Maz. 32:9-10)
Views: 2