Memelihara Komitmen kepada Tuhan

Yosua 24:1-33

Sikhem adalah tempat yang penting bagi umat TUHAN. Di tempat ini pertama kali Abraham menetap ketika ia baru datang ke Kanaan, dan di sana TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dan memberikan janji: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” (Kejadian 12:7). Di sana juga pertama kali Yakub membeli sebidang tanah setelah ia kembali dari pengembaraannya di Haran (Kejadian 33:19). Tanah itu dipakai untuk menguburkan tulang-tulang Yusuf yang dibawa orag Israel dari Mesir (Yosua 14:32).

Di Sikhem Yosua mengumpulkan semua suku Israel beserta para pemimpin mereka. Bangsa Israel generasi baru, usia mereka yang paling tua sekitar 65-66 tahun, karena mereka berusia kurang dari 20 tahun ketika Tuhan menghukum bangsa ini untuk mengembara selama 40 tahun (Bilangan 14:29), dan masa peperangan merebut Kanaan sekitar 6 tahun (Yosua 11:18). Yosua sendiri adalah yang paling tua, usianya mendekati 110 tahun.

Seperti Musa, saat itu Yosua melakukan perpisahan dengan bangsa Israel yang telah dipimpinnya selama ini. Pidato itu bukan dari pikiran Yosua sendiri, tetapi diinspirasi oleh TUHAN. Ini ditunjukkan dengan bagian pembukaan yang dikatakan oleh Yosua: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel” (ayat 2).

TUHAN mengingatkan perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel: sejak dari Abraham yang dipanggil keluar dari Ur untuk menjelajahi seluruh Tanah Kanaan, Yakub dan keluarganya yang pindah ke Mesir, Musa dan Harun yang dipakai mengeluarkan Israel dari Mesir. Secara khusus TUHAN mengingatkan pekerjaan-Nya atas umat-Nya: membelah Laut Merah.

Setelah lama mengembara di padang gurun, TUHAN membawa Israel ke Kanaan dan menaklukkan seberang timur Yordan. Secara khusus TUHAN menyebut bagaimana IA menolong Israel lepas dari kutuk Bileam. Kemudian bangsa itu dipimpin TUHAN untuk menyeberang Yordan dan TUHAN menyerahkan bangsa-bangsa Kanaan ke dalam tangan mereka. TUHAN menyebut bagaimana Ia sendiri yang menghalau bangsa-bangsa itu, “Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu” (ayat 12).

Inilah pekerjaan TUHAN bagi umat-Nya: “Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.” (ayat 13).

Pada bagian kedua, Yosua memerintahkan Israel untuk takut kepada TUHAn dan beribadah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Yosua menantang Israel untuk mengambil keputusan kepada siapa mereka akan beribadah: TUHAN atau allah nenk moyang nmerka di Efrat atau allah bangsa-bangsa Kanaan. Yosua sendiri mengumumkan di depan semua umat bahwa: “aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (ayat 15).

Seluruh bangsa Israel menyatakan komitmen mereka untuk beribadah kepada TUHAN dan untuk mendengarkan firman TUHAN. Pada hari itu, Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa Israel dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka. Yosua menuliskan semua itu dalam kitab hukum Allah, lalu mengambil batu besar untuk didirikan sebagai monumen perjanjian/komitmen bangsa itu.

Setelah selesai semuanya, Yosua melepas bangsa itu kembali ke milik pusaka mereka masing-masing. Pada usia 110 tahun, Yosua, hamba TUHAN itu, mati. Hidupnya dimulai sebagai budak di Mesir, kemudian dilatih menjadi pemimpin oleh Musa, dan akhirnya dipilih TUHAN untuk menggantikan Musa memimpin umat TUHAN merebut dan memiliki tanah yang sudah dijanjikan TUHAN kepada nenek moyang bangsa itu.

Catatan terakhir Kitab Yosua: orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel. Sebuah catatan yang suram, karena di sana tersirat bahwa setelah generasi yang melihat langsung pekerjaan TUHAN itu habis, maka generasi yang baru tidak lagi setia beribadah kepada TUHAN.

Penerapan:
Mengingat pekerjaan Tuhan di masa lalu tidak berguna apabila tidak dilanjutkan dengan komitmen untuk setia dan taat kepada Tuhan. Karena rekoleksi bukan untuk bernostalia, tetapi sarana memelihara iman dan komitmen kepada Tuhan.

Views: 6

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *