Pentingnya Klarifikasi

Yosua 22:1-34

Perbuatan yang baik atau benar, bisa disalahmengerti oleh orang lain–karena orang hanya bisa melihat perbuatan yang nampak, dan mengambil kesimpulan sendiri, tanpa bisa melihat niat atau isi hati orang lain. kesalahpakahan ini bisa membuat orang lain bersikap atau melakkan tindakan yang salah dan sehingga mereka jatuh dalam dosa-karena ketidaktahuan mereka. Klarifikasi dan penjelasan harus diberikan kepada orang yang salah paham–bukan hanya saja supaya kita tidak dituduh, tetapi supaya orang lain tidak tersandung dan jatuh ke dalam dosa karena ketidaktahuannya.

Yosua memanggil suku Rube, Gad, dan separo Manasye. Yosua mengapresiasi kesetiaan mereka kepada komitmen di hadapan TUHAN, yaitu untuk turut berjuang bersama suku-suku yang lain merebut Tanah Perjanjian, sekalipun mereka sudah memperoleh bagian terlebih dahulu di sebelah timur Yordan. Dan karena tanah itu sudah ditaklukkan, maka mereka diijinkan untuk kembali ke tanah warisan mereka.

Yosua memberkati mereka dan melepas mereka pulang, dengan berpesan agar mereka tetap setia kepada perintah dan hukum yang diperintahkan TUHAN melalui Musa–untuk mengasihi TUHAN, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengikuti perintah-Nya, dan berbakti kepada TUHAN dengan segenap hati dan segenap jiwa mereka.

Ketika ketiga suku itu sampai Gelitot di seberang Yordan, mereka mendirikan sebuah mezbah tiruan yang besar bangunannya. Mendengar berita itu, suku-suku yang lain menjadi marah dan berangkat untuk memerangi mereka, karena mereka mengira bahwa ketiga suku itu sudah tidak lagi setia kepada TUHAN dengan membuat mezbah untuk menyembah allah yang lain.

Suku Ruben, Gad, dan separo Manasye itu menjawab bahwa mereka tidak memberontak kepada TUHAN, tetapi justru mereka kuatir kalau-kalau mereka tidak lagi dianggap sebagai bagian umat TUHAN, karena tempat tinggal mereka ada di sebelah timur Yordan. Mezbah itu bukan untuk mempersembahkan korban, tetapi sebagai monumen, sebagai saksi antara mereka dengan suku-suku yang lain bahwa ketiag suku itu tetap menjadi bagian umat TUHAN. Ketiga suku itu tetap akan mempersembahkan mezbah di Kemah Suci yang ada di Silo, di seberang barat Yordan.

Mendengar penjelasan itu, suku-suku yang lain menjadi paham, dan mereka dapat menerima apa yang dilakukan oleh ketiga suku di timur Yordan. Mereka tidak lagi akan memerangi ketiga suku itu. Kemudian, suku Ruben, Gad, dan separo Manasye menamai mezbah itu: “Saksi” (Ed), karena bangunan itu menjadi lambang kesaksian mereka bahwa TUHAN adalah Allah.

Penerapan
Saya tidak boleh masa bodoh atau membiarkan orang lain mengalami salah faham tentang keputusan atau tindakan yang saya ambil. Keengganan atau kemasabodohan saya bisa menjadi faktor yang menyebabkan ornag lain tersandung atau berdosa.

Views: 7

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Yosua. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *