TUHAN Menuntut Pertangungjawaban Atas Nyawa Manusia

Ulangan 21:1-9

Kadang TUHAN, Sang Mahatahu, di dalam hikmat-Nya mengijinkan ada pembununhan yang tidak terungkap (ayat 21); mengijinkannya sebagai misteri. Tidak semua pertanyaan harus ada jawabannya. Ketika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab, maka sikap yang benar adalah: percaya kepada TUHAN dan menundukkan diri di bawah kedaulatan-Nya. Iman adalah mempercayai TUHAN sekalipun tidak memperoleh jawaban; terus berharap kepada TUHAN sekalipun tidak bisa melihat; tunduk kepada TUHAn sekalipun tidak tahu alasan dan tujuannya.

Continue reading

Views: 12

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan | Leave a comment

Prinsip Peperangan TUHAN

Ulangan 20:1-20

Ada masanya umat TUHAN harus berperang. Ketika merebut Tanah Perjanjian, ketika menghadapi musuh yang datang–tidak ada pilihan lain kecuali maju berperang melawan mereka. Perang karena TUHAN atau Holy War dimungkinkan untuk terjadi. Meskipun demikian, TUHAN memberikan aturan atau ketetapan tentang bagaimana melakukan peperangan itu–di dalma aturan itu terkandung prinsip kekuasaan TUHAN, belas kasihan TUHAN, serta keadilan dan kekudusan TUHAN.

Continue reading

Views: 5

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan | Leave a comment

TUHAN Menegakkan Keadilan

Ulangan 19:14-21

Selain tindakan menghilangkan nyawa orang lain, TUHAN memberikan ketetapan khusus terkait kejahatan mencaplok tanah hak orang lain dan fitnah atau tuduhan palsu kepada orang lain. Kedua praktik ini merupakan kejahatan di mata TUHAN dan mendatangkan akan mendatangkan hukuman atau konsekuensi serus bagi para pelakunya. TUHAN adalah Pribadi yang benar dan adil; Ia membela hak milik orang, Ia membela orang yang benar.

Continue reading

Views: 3

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan | Leave a comment

Menghargai Nyawa Manusia

Ulangan 19:1-13

Salah satu prinsip fundamental yang ditetapkan TUHAN bagi umat-Nya adalah: penghargaan kepada nyawa manusia. Setiap orang yang menghilangkan nyawa sesamanya harus mempertanggung jawabkan tindakannya itu. Apabila orang itu memang sengaja dan bermaksud jahat untuk membunuh orang lain, maka ia harus diserahkan untuk dibunuh sebagai ganti nyawa korban (ayat 12-13). Tetapi, apabila orang karena kecelakaan yang tidak disengaja dan tidak direncanakan menyebabkan kematian orang lain, ia tidak boleh dibunuh: “jangan tercurah darah orang yang tidak bersalah”. (ayat 10).

Continue reading

Views: 8

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan | Leave a comment

Suara TUHAN Melalui Nabi-Nya

Ulangan 18:15-22

Salah satu hal yang bisa memikat umat TUHAN untuk melakukan praktik kekejian adalah: kebutuhan untuk berkomunikasi dengan kuasa yang ada di luar mereka, kebutuhan untuk memperoleh pertolongan dari sumber yang di luar kemampuan mereka–yang lebih besar dari mereka. Selain memberi peringatan atau larangan untuk mengikuti atau melakukan praktik kekejian bangsa-bangsa asli Kanaan, TUHAN menyediakan sarana bagi umat TUHAN untuk memenuhi kebutuhan mereka akan kuasa yang lebih besar di luar diri mereka; yang sebenarnya adalah kebutuhan akan kehadiran TUHAN di daam hidup mereka.

Continue reading

Views: 5

Posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan | Leave a comment