Tabib Bagi Mereka Yang Sakit

Markus 2:13-17

Konflik kedua antara Yesus dan para ulama yang dicatat dalam Injil Markus berkaitan dengan relasi-Nya dengan orang-orang berdosa. Ketika ahli-ahli Taurat dan golongan Farisi melihat bahwa Yesus makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa, mereka menilai bahwa itu adalah tindakan yang bertentangan dengan hukum Tuhan–sebab orang benar harus memisahkan diri dan tidak boleh bercampur dengan orang-orang fasik (misal, Mazmur 1:1).

Continue reading

Views: 30

Posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Rahasia Mengerti Kebenaran Tuhan

Markus 2:6-12

Catatan pertama dari Markus tentang konflik antara Yesus dengan para pemuka agama Yahudi. Mereka hadir di rumah yang ditempati Yesus di Kapernaum, dan agaknya–sebagaimana tradisi yang memberi penghormatan kepada para ulama–mereka mendapat tempat duduk di depan, sehingga bisa melihat dan mendengar dengan jelas apa tindakan dan perkataan Yesus. Ketika Yesus menyatakan bahwa dosa si lumpuh itu sudah diampuni, di dalam hati para ahli Taurat muncul pikiran/penilaian yang negatif tentang Yesus.

Continue reading

Views: 30

Posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Kesungguhan Sebagai Bukti Iman

Markus 2:1-12

Seberapa serius seseorang dalam mencari pertolongan Tuhan? Apakah ketika orang hanya sekedarnya meminta kemurahan Tuhan itu sudah dapat dikatakan ia punya iman? Iman ditunjukkan dengan kesungguhan untuk mencari Tuhan: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibr 11:6).

Continue reading

Views: 18

Posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Iman yang Seimbang

Markus 1:40-45

Iman yang benar nampak dari sikap yang seimbang antara: meyakini kuasa/kemampuan Tuhan dan mengakui/tunduk kepada otoritas Tuhan. Meyakini kuasa Tuhan membuat orang percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan apapun juga–termasuk perkara-perkara yang mustahil. Pengakuan kepada otoritas Tuhan membuat orang menyadari, bahwa Tuhan bebas untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu–tidak ada yang bisa “mengharuskan” Tuhan.

Continue reading

Views: 12

Posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Kalau Yesus Saja Berdoa, Apalagi Saya.

Markus 1:35-38

Pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap (jauh sebelum fajar, a great while before day), Yesus bangun, meninggalkan rumah (Simon) dan pergi ke tempat yang sunyi (eremos: uninhabited, remote, secluded place)–kata yang sama diterjemahkan dengan “padang gurun” (1:12-13), menunjukkan tempat Ia menyendiri 40 hari dan dicobai Iblis. Di tempat yang sunyi, terpencil, tersembunyi itu, Yesus berdoa sendirian.

Continue reading

Views: 13

Posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment