Galatia 1:1-5
Ayat 1. Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul, “bukan karena manusia (sent not from men–NIV)”. Paulus menjadi rasul bukan karena dipilih dan ditetapkan oleh orang-orang atau organisasi–termasuk gereja; berbeda dengan Matias, misalnya, yang ditetapkan oleh kumpulan murid-murid Yesus (Kis. 1:15-26). Di dunia berlaku praktik sekumpulan orang atau organisasi memilih dan menetapkan seorang menduduki jabatan tertentu–dengan beragam mekanismenya. Kerasulan Paulus tidak melalui proses seperti itu.
Juga “bukan oleh seorang manusia (nor by man–NIV)”. Paulus menjadi rasul juga bukna karena ditunjuk atau dijadikan oleh seseorang tertentu–sekalipun setidaknya ada 2 orang yang punya peran besar dalam hidup Paulus setelah pertobatannya, yaitu Ananias dan Barnabas (Kis. 9:10-18, 27), namun bukan mereka atau salah satu rasul yang menetapkan Paulus menjadi rasul–sekali lagi berbeda dengan Matias yang dipilih dengan undian atas usul Petrus. Paulus tidak dibimbing dan dilatih oleh seorang tokoh untuk dipersiapkan menjadi seorang rasul.
Kerasulan Paulus tidak berasal dari manusia, “melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa“. Paulus menjadi rasul karena dipilih, dipanggil, dan diutus oleh Tuhan Yesus dan Allah Bapa. Tuhan Yesus Kristus yang sudah bangkit–menunjukkan kemenangan atas dosa dan Pemegang segala kuasa di sorga dan di bumi (Mat. 28:18); dan Allah Bapa yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati–menunjukkan kuasa Illahi yang dahsyat dari Sang Pencipta dan Sang Sumber Kehidupan.
Pelayanan Paulus bukan karena ide dan keinginannya sendiri, bukan pula karena penunjukkan oleh organisasi atau kumpulan orang, bukan juga karena ia dipilih lalu dijadikan rasul oleh seseorang–bukan dari dunia. Tetapi Paulus menjadi rasul dan melakukan pelayanan karenan Allah Bapa dan Tuhan Yesus sendiri yang memilih, melatih, dan mengutusnya (Kis. 9:15-16; Gal. 1:15-17) seperti para rasul yang lain: dipilih, dilatih, ditetapkan dan diutus sebagai rasul oleh Tuhan Yesus sendiri.
Ayat 2. Setelah memperkenalkan dirinya–menunjukkan otoritasnya sebagai rasul pilihan Tuhan–, Paulus menyampaikan salam darinya dan dari semua saudara-saudara yang bersama-sama dengannya. Diperkirakan surat Galatia ditulis sekitar tahun 48 di Antiokhia, jadi yang dimaksud saudara-saudara di sini adalah teman pelayanan Paulus di sana (Kis. 13:1). Sekalipun kerasulan Paulus itu bukan dari manusia, tetapi dari Tuhan Yesus sendiri, tetapi ia tidak bekerja sendiri (single fighter), melainkan bersama saudara seiman dan dalam konteks jemaat/gereja.
Ayat 3. Isi salam kepada jemaat-jemaat di wilayah Galatia: agar kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai mereka. Kasih karunia (charis: grace, a favor done without expectation of return; the absolutely free expression of the loving kindness of God to men) dan damai sejahtera (eirene: peace, the opposite of war an dissesion, state of peace, tranguility). Bukan kesejahteraan, bukan kesehatan, bukan kekayaan, bukan kesuksesan, bukan kelancaran usaha, bukan keamanan–tetapi anugerah dan damai sejahtera dari Allah, itulah kebutuhan terpenting bagi orang percaya.
Ayat 4-5. Sumber anugerah dan damai sejahtera itu adalah: Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan DiriNya untuk dosa jemaat, supaya Ia membebaskan jemaat dari dunia yang jahat. Dan pekerjaan serta tujuan pekerjaan Tuhan Yesus itu sesuai dengan kehendak Allah Bapa. Allah Bapa menghendaki agar manusia dibebaskan dari dosa dan dunia yang jahat, melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, layaklah Ia menerima kemuliaan untuk selama-lamanya.
Penerapan:
(1) Mengakui bahwa saya ingin mengangkat diri saya sendiri untuk melakukan pelayanan, saya berambisi, saya merasa mampu, saya merasa memiliki kelebihan yang bisa saya sumbangkan–tetapi pada dasarnya: saya ingin mengangkat diri saya sendiri sebagai hamba Tuhan. Keinginan saya itu tidak sah, karena bukan Tuhan yang memanggil saya.
(2) Meletakkan keinginan saya untuk melakukan aktivitas pelayanan jemaat ke bawah otoritas Tuhan. Engkau Tuhan, hanya Engkau, yang berhak memanggil orang yang Kau kehendaki untuk melakukan pekerjaan-Mu. Kalau bukan dari-Mu, pelayanan itu tidak sah dan tidak akan berkenan kepadaMu.
Views: 19