Gentar kepada Firman Tuhan, Cegah Kemurtadan

Galatia 1:6-10

Salah satu–bahkan yang utama–strategi Si Jahat untuk menjatuhkan umat Tuhan adalah melalui pengajaran sesat, mempertanyakan firman Tuhan, membuat orang ragu dan kemudian berbalik dari firman Tuhan. Iblis melakukannya untuk menyesatkan manusia pertama: dimulai dengan pertanyaan: “Tentulah Allah berfirman …” (Kej. 3:1) atau dalam terjemahan lain “Did God really say …” (NIV). Dan strategi itu manjur, banyak orang teperdaya dan menjadi murtad.

Ayat 6. Dalam awal suratnya, biasanya Paulus menulis ucapan syukur kepada Tuhan dan apresiasi atas hidup jemaat, tetapi di dalam bagian ini Paulus langsung menegor dengan keras: “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia …“. Keheranan (dalam kemarahan) Paulus bisa dikalimatkan dengan: “Kok bisa-bisanya kamu begitu cepat meninggalkan Tuhan …”.

Setiap orang mungkin jatuh dan tersesat, yang mengherankan Paulus adalah: kok begitu cepat jemaat tersesat, hanya sebentar sejak kunjungan Paulus, atau hanya sebentar sejak ajaran sesat mulai disebarkan. Paulus heran mengapa jemaat Galatia begitu mudah untuk disesatkan. Karena kepandaian para penyesat, atau karena fondasi iman jemaat yang sangat rapuh?

Ayat 7. Paulus menegor jemaat yang mulai mengikuti suatu injil lain–ada injil yang berbeda dengan Injil yang diberitakan Paulus dan hamba-hamba Tuhan yang lain. Ajaran itu bukan Injil, tetapi ajaran orang yang bertujuan mengacaukan jemaat dan memutarbalikkan atau mengubah/merusak Injil Kristus. Ini bukan sekedar masalah aliran/doktrin, tetapi masalah lebih serius: meninggalkan Injil berarti meninggalkan Tuhan dan mengabaikan kasih karunia (anugerah) keselamatan yang sudah diberikan Tuhan melalui Kristus (ayat 6).

Ini, kalau ditarik lebih luas, konsisten dengan pengajaran Tuhan Yesus sendiri: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku … Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yoh. 14:15, 21). Memegang dan mentaati firman Tuhan adalah indikator sikap hati seseorang kepada Tuhan.

Ayat 8-9. Paulus menegaskan kembali apa yang pernah ia sampaikan kepada jemaat, bahwa: “Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” Tidak perduli siapapun dia, entah manusia, bahkan kalau perlu malaikat (supranatural)–kalau memberitakan injil yang berbeda dengan yang diberitakan Paulus dan para rasul, maka ia adalah terkutuk (anathema: layak diserahkan kepada kutuk dan murka Allah).

Penyesatan firman Tuhan–terutama penyesatan dari Injil yang sejati–adalah dosa yang sangat serius di hadapan Tuhan. Dengan demikian, orang tidak bisa sembrono di dalam memperlakukan firman Tuhan, tidak bisa sesuka hati dalam menafsirkan firman Tuhan, tidak bisa ngawur dalam membagikan firman Tuhan–ada risiko dikutuk dan dimurkai oleh Allah! Firman Tuhan adalah representasi dari Tuhan, menyesatkan/membelokkan kebenaran firman Tuhan berarti menodai Pribadi Tuhan sendiri. Relasi dengan firman Tuhan adalah perkara yang sangat-sangat serius!

Ayat 10. Paulus menyatakan sikap hatinya dalam menegor jemaat. Ia bersikap keras dan berani menegor kesalahan jemaat karena ia memandang dirinya sebagai hamba Kristus, bukan budak jemaat. Sehingga ia bertanggung jawab kepada Kristus. Sikap yang sama nanti juga diungkapkan ketika Paulus berani langsung menegor Rasul Petrus di depan publik (Gal. 2:11). Sebagai hamba Kristus, Paulus tidak mencari muka atau berusaha menyenangkan jemaat/manusia, tetapi menyenangkan Kristus saja.

Penerapan:
(1) Mengakui dosa karena saya sudah bersikap sembrono–terutama dalam masa-masa lalu ketika saya masih mengajar/berkhotbah–daam merenungkan dan mengajarkan firman Tuhan, saya tidak serius PA, saya tidak berdoa sungguh-sungguh, tapi berani mengajar orang lain.
(2) Memohon hati yang mendekati firman Tuhan dengan takut dan gentar, tidak sok tahu, tidak sok pintar, tidak sembrono; tetapi serius di dalam doa dan mengandalkan pertolongan Roh Kudus. “For My hand made all these things, Thus all these things came into being,” declares the LORD. “But to this one I will look, To him who is humble and contrite of spirit, and who trembles at My word.” (Yes. 66:2-NASB)

Views: 607

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

82 Responses to Gentar kepada Firman Tuhan, Cegah Kemurtadan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *