Kemuliaan Panggilan Allah

Kolose 1:21-29

Jemaat sudah direkonsiliasikan di dalam Kristus melalui kematianNya, dengan tujuan untuk mempresentasikan jemaat kudus dan tak bercacat di hadapannya–asalkan jemaat tetap/melanjutkan dalam iman, teguh dan setia, tidak bergeser dari pengharapan kepada Injil yang sudah mereka terima. Jemaat tidak boleh berpaling dari Injil keselamatan yang sudah mereka terima (ayat 21-23).

Continue reading

Views: 7

Posted in Kolose, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Kristologi

Kolose 1:15-20

Paulus mengawali pengajaran di dalam suratnya dengan penjelasan tentang siapakah Kristus. Istilah yang biasa dipakai oleh para teolog adalah “Kristologi” (doktrin/pengajaran tentang Kristus). Doktrin ini penting untuk dipahami, karena ini adalah pondasi kehidupan orang percaya. Ketika pemahaman tentang Kristus itu keliru, maka akan menghasilkan kehidupan yang menyimpang dari apa yang dikehendaki Allah.

Continue reading

Views: 7

Posted in Kolose, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Hidup Dalam Kehendak Tuhan

Kolose 1:1-14

Paulus menjadi rasul Kristus karena kehendak Allah (ayat 1). Apakah saya sedang melakukan apa yang Allah kehendaki? Atau saya sedang melakukan apa yang saya kehendaki? Apa yang Allah kehendaki untuk saya lakukan dalam hidup saya? Apakah hari ini saya sedang mengerjakan kehendak Allah?

Continue reading

Views: 7

Posted in Kolose, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Hidup Adalah Peperangan Rohani

Efesus 6:10-24

Nasihat agar jemaat kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya–bukan dengan kekuatan jemaat sendiri, tetapi dengan mengenakan semua perlengkapan yang disediakan oleh Tuhan–tujuannya: agar jemaat bertahan melawan tipu daya Iblis–agar dapat melakukan perlawanan dan tetap berdiri teguh di dalam iman sampai akhir (ayat 10-13).

Continue reading

Views: 7

Posted in Efesus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment

Hidup Rumah Tangga Illahi

Efesus 5:22-6:9

Hidup keluarga Allah di dalam relasi dengan sesama: suami-istri, orangtua-anak, tuan-hamba. Relasi suami istri dalam pernikahan orang percaya: (a) Istri menundukkan diri (subordinate) dan menghormati kepada suaminya, seperti kepada Tuhan, karena suami ditempatkan sebagai kepala istri (5:22-24); (b) Suami mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan diriNya bagi jemaat. Suami harus (obligasi/tanggung jawab) mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri: merawat dan menyayangi–seperti seekor burung yang menghangatkan anak-anaknya di dengan bulunya (5:25-33).

Continue reading

Views: 8

Posted in Efesus, Perjanjian Baru, Refleksi | Leave a comment