Merdeka untuk mengasihi Tuhan dan orang lain

Pasal 6 dari surat Galatia berisi petunjuk dan perintah yang bersifat praktis: realitas kehidupan sehari-hari orang yang sudah dimerdekakan di dalam Kristus, orang yang hidup karena dan dipimpin oleh Roh Kudus. Kemerdekaan untuk mengekspresikan kasih kepada Tuhan dan kepada orang lain.

Ekspresi kasih saya kepada Tuhan diwujudkan di dalam penundukan diri di bawah kehendak-Nya, dan tidak mengikuti keinginan daging. Bukan untuk “kepentingan” Tuhan, namun terlebih agar hidup saya tidak masuk ke dalam persoalan dan kehancuran. Hukum Illahi ini berlaku:

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.  Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:7-8)

Ekspresi kasih saya kepada orang lain diwujudkan secara nyata di dalam “saling menanggung beban”, baik itu beban dosa/ pelanggaran (mengampuni, menasehati, dan menopang saudara yang jatuh), beban kebutuhan hidup (finansial, tenaga, pikiran, fasilitas), dan tidak mengekspoitasi orang lain (apalagi dengan kedok hal-hal rohani/pelayanan) untuk kepentingan diri sendiri.

“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus … Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Galatia 6:6,9-10)

Views: 7

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *