Ezra 3:7-13
Salah satu bukti kasih dan belas kasihan Tuhan kepada umat-Nya adalah: Ia memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbalik dari dosa mereka, dan kesempatan untuk kembali membangun hidup mereka yang sudah pernah rusak karena pemberontakan mereka. Hanya oleh karena belas kasihan dan anugerah-Nya saja, kalau umat Tuhan–yang sudah hancur karena dosa–diijinkan untuk kembali dipulihkan dan dipakai-Nya.
Pada bulan kedua, tahun kedua kedatangan umat TUHAN di Yerusalem, Zerubabel memulai pekerjaan membangun kembali Bait Allah. Mereka mendatangkan kayu aras dari Libanon, dan membayar para tukang kayu dan tukang batu. Para imam dan orang Lewi bertugas untuk mengawasi orang-orang yang mengerjakan proyek pembangunan itu (ayat 7-9).
Diadakan ritual ketika pondasi bangunan Bait TUHAN diletakkan: para imam memakai pakaian jabatan meniup nafiri, orang Lewi dari bani Asaf membunyikan ceracap untuk memuji-muji TUHAN menurut liturgi yang dibuat oleh raja Daud. Mereka berbalas-balasan menyanyikan lagu pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel” (ayat 11). Suara sorak sorai umat TUHAN begitu nyaring sehingga kedengaran sampai jauh (ayat 13).
Dalam melakukan pembangunan maupun upacara peletakan pondasi Bait Allah, umat TUHAN teliti dan berhati-hati untuk mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh leluhur mereka dalam tradisi yang sesuai dengan Hukum TUHAN. Karena itu, para imam dan orang Lewi, yang memahami tradisi itu harus melakukan pengawasan, agar bentuk dan posisi dan lokasi bangunan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Demikian pula upacaranya, dilakukan sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh raja Daud.
Minimal ada dua respons dari umat TUHAN yang merayakan peletakan pondasi bangunan Bait Allah ini: (1) secara umum, mereka bergembira, bersorak sorai dengan pujian dan syukur karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan–ayat 11; (2) ada yang menangis dengan suara nyaring, yaitu para orang tua yang pernah melihat Bait Allah yang dibangun Salomo–mereka melihat kemegahannya dulu, mereka juga melihat kehancurannya, dan sekarang mereka melihat pondasi diletakkan kembali–ayat 12.
Penerapan:
Pandanglah sebagai sukacita besar! Pujilah Tuhan dan naikkan syukur kepada-Nya, apabila Tuhan memberikan kesempatan kedua kepadamu untuk kembali membangun Rumah-Nya yang telah rusak dan hampir roboh itu!
Views: 3