Paulus menyatakan bahwa kemerdekaan di dalam Kristus diberikan tidak untuk disalahgunakan untuk memanjakan keinginan daging (sinful nature), namun untuk mengaplikasikan kasih.
“So I say, live by the Spirit, and you will not gratify the desires of the sinful nature … But if you are led by the Spirit, you are not under law … But the fruit of the Spirit is love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness and self- control. Against such things there is no law. Those who belong to Christ Jesus have crucified the sinful nature with its passions and desires. Since we live by the Spirit, let us keep in step with the Spirit.” (Galatia 5: 16, 18, 22-25).
Live by the Spirit, led by the Spirit, keep in step with the Spirit–adalah kunci dari kehidupan yang merdeka di dalam Kristus. Merdeka dari jerat dosa dan keinginan daging; merdeka dari legalisme aturan eksternal; merdeka untuk mentaati Allah; merdeka untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Hidup oleh Roh Kudus, adalah kehidupan di mana Roh Kudus yang menjadi sumber energi yang tak pernah habis. Bukan kehidupan yang dijalani dengan kekuatan sendiri, namun yang bergantung sepenuhnya kepada kekuatan Allah.
“He who believes in Me [who cleaves to and trusts in and relies on Me] as the Scripture has said, From his innermost being shall flow [continuously] springs and rivers of living water.” (Yohanes 7:38 – Amp.)
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:4,5).
Bagaimana caranya? Pertama, memperoleh kehidupan kekal karena percaya kepada Yesus Kristus. Kelahiran baru adalah titik awal hidup oleh Roh, sebab kehidupan yang dimiliki adalah kehidupan kekal yang berasal dari Allah sendiri. Kedua, memiliki persekutuan pribadi yang terus-menerus dengan Tuhan–Sang Sumber Hidup; kebergantungan penuh kepada-Nya ditunjukkan dengan kehidupan yang melekat kepada firman Tuhan dan diwarnai oleh doa.
Hidup dipimpin oleh Roh Kudus, adalah langkah berikutnya, yaitu hidup yang secara sukarela menundukkan diri kepada kehendak Roh Kudus. Kesediaan untuk berkata “Ya” kepada pimpinan dan perintah Roh Kudus, dengan kesadaran bahwa perintah itu akan dapat dilakukan dengan kekuatan dan hikmat yang bersumber dari Roh Kudus juga.
Yang diperlukan adalah kesediaan untuk taat. Perkara bagaimana ketaatan itu nanti dilakukan, “harga” yang harus dibayar, akibat atau dampaknya, kesiapan hati dan karakter untuk melakukannya–itu semua adalah urusan Tuhan! Apakah saya percaya bahwa Tuhan berkuasa untuk memampukan saya untuk mentaati kehendak-Nya?
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? (1 Yohanes 5:3-5)
Apakah saya memiliki iman bahwa ketika saya bersedia untuk mentaati Tuhan, Ia akan menyediakan segala sesuatu yang saya perlukan–di dalam diri saya maupun di luar diri saya–agar saya dapat mentaati-Nya, sehingga ketaatan kepada-Nya yang muncul dari kasih dan diekspresikan dalam penundukan diri yang tulus itu menjadi tidak berat?
Tuhan, saya bersedia untuk menundukkan diri kepada kehendak-Mu. Inilah hidup saya, dengan segala pergumulan dan kelemahan saya. Saya menyerahkannya kepada-Mu, untuk Engkau tolong dan Engkau kuatkan, agar saya mampu untuk mentaati-Mu. Saya ingin mengalami realitas hidup di dalam Roh dan dipimpin oleh Roh.
Views: 16