Bebas dan Beban Kegagalan di Masa Lalu

Ezra 4:6-24

Membangun kembali Rumah TUHAN bukan perkara yang mudah. Akan ada tantangan dan hambatan yang akan datang dan harus dihadapi, sebab musuh-musuh TUHAN dan umat TUHAN tidak akan suka melihat Rumah TUHAN kembali dibangun. Mereka akan berusaha untuk menghalangi dan menggagalkannya. Bagian ini adalah catatan sejarah mengenai hambatan dalam pembangunan Rumah TUHAN. Tantangan dan penolakan kepada umat TUHAN terus-menerus terjadi.

Penolakan itu terjadi dalam berbagai masa pemerintaan raja yang berbeda-beda. (1) Masa Ahasyweros (Xerses), di awal pemerintahannya musuh-musuh umat TUHAN menulis surat tuduhan terhadap orang-orang yang telah menetap di Yehuda dan Yerusalem–ayat 6; (2) masa Artahsasta (Artaxerses) beberapa orang menulis surat kepada raja dalam bahasa Aram. Surat itu mengatasnamakan berbagai pejabat yang ditempatkan di wilayah Palestina dan seberang Sungai Efrat–ayat 7-10.

Surat yang dikirim berisi hasutan dan tuduhan: (1) menyebut Yerusalem sebagai kota yang jahat dan pemberontak sepeti tercatat dalam sejarah–ayat 12, 15; (2) tuduhan kalau kota selesai dibangun maka mereka tidak akan membayar pajak/upeti sepeserpun sehingga kas kerajaan kehilangan income–ayat 13, 16; (3) musuh umat TUHAN memuji diri sendiri dan menjilat raja, dengan mengatakan bahwa mereka loyal sehingga tidak bisa tinggal diam dan membiarkan tindakan umat TUHAN yang mereka nilai menghina raja–ayat 14.

Raja Artahsasta menanggapi surat dari musuh-musuh umat TUHAN itu–ayat 17-18: (1) Raja sudah memerintahkan agar memeriksa catatan/sejarah kerajaan, dan memang benar ditemukan bahwa Yerusalem berkali-kali memberontak kepada raja-raja–ayat 19; (2) bahwa dulu di Yerusalem bertakhta raja-raja besar yang berkuasa dan menarik pajak dari wilayah jajahannya–sehingga kemungkinan mereka ingin mengembalikan kerajaan itu–ayat 20.

Selanjutnya, raja memberikan perintah: (1) agar ara pejabat itu segera menghentikan pekerjaan pembangunan dan tidak boleh ada pembangunan apapun sampai raja mengeluaran perintah supaya tidak ada kerugian lebih lanjut pada kerajaan–ayat 21-22. Begitu surat balasan dari raja diterima oleh para pejabat itu, mereka segera mendatangi umat TUHAN dan menghentikan pekerjaan pembangunan. Akibatnya, pembangunan dihentikan sampai tahun ke-2 pemerintahan Darius, raja Persia–ayat 23-24.

Salah satu alasan raja Persia bisa dipengaruhi untuk menghentikan pekerjaan pembangunan adalah: adanya catatan tentang perlawanan dan pemberontakan yang dilakukan oleh penduduk Yerusalem berkali-kali kepada pemerintah penjajah, sehingga kota itu dilabeli sebagai kota yang jahat dan pemberontak. Beban sejarah masa lalu itu bisa terus diungkit sehingga menjadi batu sandungan proses pembangunan.

Sejarah tidak bisa dihapuskan. Catatan kegagalan dan pemberontakan di masa lalu akan tetap ada. Itu adalah realitas yang harus diterima. Dan harus diakui bahwa masa lalu bisa menjadi batu sandungan untuk berjalan maju. Tetapi, kalau Tuhan sudah memerintahkan dengan jelas untuk maju dan melakukan pekerjaan-Nya, masa lalu tidak boleh dibiarkan menghentikan pekerjaan–bukan karena masa lalu diabaikan, bukan pula karena merasa sudah layak; tetapi karena Tuhan telah memerintahkan untuk bekerja.

Penerapan:
Mengakui bahwa saya telah melakukan pemberontakan dan kejahatan di masa lalu saya, dan itu bisa menjadi batu sandungan. Karena itu, menyerahkan masa lalu itu kepada Tuhan agar menolong agar tidak menjadi penghambat saya taat kepada perintah Tuhan sekarang dan ke depan.

Views: 5

This entry was posted in Ezra, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *