Category Archives: Filipi

Jangan Mundur, Tapi Terus Maju Bertumbuh

Filipi 3:15-21 da beberapa hal yang bisa menjadi pendorong jemaat Filipi untuk terus berjuang dalma pertumbuhan mereka: (1) itu adalah tujuan yang dikehendaki Tuhan; (2) ada teladan hidup Paulus dan orang percaya lain yang bisa dilihat; (3) ada realitas pengaruh … Continue reading

Posted in Filipi, Perjanjian Baru, Saat Teduh | Leave a comment

Anugerah Mendorong Untuk Berjuang Bertumbuh

Filipi 3:1-14 alah satu pikiran yang berbahaya adalah: merasa layak/kudus/berharga karena memiliki predikat/identitas, telah melakukan usaha, dan telah mencapai prestasi. Karena hal itu akan membuat orang lupa bahwa hidupnya semata-mata karena anugerah Tuhan, bukan karena siapa dia dan apa usahanya. … Continue reading

Posted in Filipi, Perjanjian Baru, Saat Teduh | Leave a comment

Bukti Hati Hamba: Menjadi Teman Seperjuangan

Filipi 2:25-30 pafroditus adalah orang yang dikirim oleh jemaat Filipi untuk menemui Paulus di Roma. Ia diutus jemaat untuk melayani Paulus dalam keperluannya–yaitu membawa persembahan jemaat Filipi untuk Paulus (Fil 4:18). Ketika berada di Roma itulah, Epafroditus jatuh sakit, dan … Continue reading

Posted in Filipi, Perjanjian Baru, Saat Teduh | Leave a comment

Kriteria Pelayan Tuhan: Hati dan Karakter

Filipi 2:19-24 etika memilih seseorang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Tuhan tidak melihat apa yang nampak di luar: fisik, pengetahuan atau keahlian, tetapi melihat hati (karakter) seseorang: “manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (1 Sam 16:7). Karakter … Continue reading

Posted in Filipi, Perjanjian Baru, Saat Teduh | Leave a comment

Arti Hidup Taat

Filipi 2:12-18 etaatan itu bukan sekedar asal melakukan apa yang diperintahkan. Ketaatan itu memiliki makna yang lebih dalam. Ketaatan merupakan bukti kebenaran Injil, ketaatan merupakan korban persembahan dan pelayanan (ibadah) kepada Tuhan, ketaatan adalah kesaksian tentang Kristus kepada dunia. Dan … Continue reading

Posted in Filipi, Perjanjian Baru, Saat Teduh | Leave a comment