Filipi 2:25-30
Epafroditus adalah orang yang dikirim oleh jemaat Filipi untuk menemui Paulus di Roma. Ia diutus jemaat untuk melayani Paulus dalam keperluannya–yaitu membawa persembahan jemaat Filipi untuk Paulus (Fil 4:18). Ketika berada di Roma itulah, Epafroditus jatuh sakit, dan sakitnya sangat berat sehingga ia nyaris mati. Karena itu, Paulus mengembalikan lagi Epafroditus ke Filipi.
Paulus menunjukkan bahwa Epafroditus memiliki hati seorang hamba: (1) ia setia dan dapat dipercaya untuk melakukan tugas yang diberikan jemaat–tidak semua orang bisa dipercaya untuk membawa sejumlah uang jemaat–ayat 25, 4:18); (2) ia mempertaruhkan jiwanya untuk melakukan pelayanan yang dipercayakan kepadanya–ayat 30); (3) ketika ia sakit, ia justru memikirkan bagaimana kondisi jemaat; ia tidak ingin jemaat menjadi kuatir karena kondisinya–ayat 26.
Paulus mendorong jemaat agar menghargai/menghormati orang seperti Epafroditus ini–yang menunjukkan hati yang melayani dan tidak mengejar kepentingannya sendiri. Paulus menyebut Epafroditus sebagai: saudara, teman sekerja, dan teman seperjuangan/fellowsoldier (ayat 25)–ini menunjukkan level komitmen Epafroditus kepada pekerjaan Tuhan. Tidak semua saudara seiman itu turut bekerja bagi Tuhan, dan tidak semua orang yang bekerja bagi Tuhan itu sedang berjuang bersama.
Penerapan:
Hati seorang hamba ditunjukkan dengan: kesetiaan dan komitmen tidak saja untuk menjadi seorang pekerja, tetapi menjadi seorang yang memperjuangkan pekerjaan Tuhan–menangung kesusahan, menghadapi risiko/bahaya, dan rela berkorban.
Bagaimana sikap hati dan komitmen serta tindakan saya dalam kaitan memperjuangkan pelayanan di UKTS?
Views: 12