Wanted: A Leader Who Sees the Glory of God

Keluaran 34:1-35

Tuhan melakukan pemulihan bagi Israel. Tuhan memerintahkan Musa untuk menyiapkan 2 lempeng batu untuk ditulisi Tuhan dengan hukum-hukumNya. Dan Tuhan memanggil Musa untuk kembali naik ke gunung Sinai. Tuhan memperlihatkan kemuliaanNya kepada Musa, sesuai permintaan Musa. Dan Tuhan melakukan afirmasi ulang tentang hukum dan ketetapanNya bagi umat Israel.

Di atas gunung itu, Tuhan memperlihatkan kemuliaanNya secara fisik kepada Musa! Tuhan lewat di depan Musa dan menyerukan Tuhan yang penuh kasih dan belas kasihan, yang penuh kesabaran dan pengampunan; namun yang akan tetap menghukum yang bersalah sampai keturunan ke empat. Musa melihat sebagian dari kemuliaan Tuhan, dan ia bersujud ke tanah dan menyembah Tuhan: meminta Tuhan untuk mengampuni umatNya dan tetap menjadikan umatNya itu menjadi milik pusaka Tuhan.

Selama 40 hari Musa bersama Tuhan. Tidak makan dan tidak minum. Dan ketika Musa turun dari gunung, wajah Musa bercahaya, karena ia telah berbicara dengan Tuhan! Wajah Musa mencerminkan kemuliaan Tuhan, dan semua orang dapat melihat itu dan menjadi gentar. Musa memancarkan cahaya, karena ia bertemu dengan Tuhan dalam relasi yang akrab sehingga ia diijinkan melihat kemuliaan Tuhan. Dan kemuliaan Tuhan itu terpancar dari wajahnya.

Ada beberapa catatan mengenai pergaulan Musa dengan Tuhan: (1) itu merupakan sesuatu yang terus-menerus dipelihara; (2) itu untuk melayani umat Tuhan, bukan untuk dinikmati sendiri; (3) dilandasi dengan hati yang sangat lemah lembut, rendah hati, dan melayani orang lain; (4) dilakukan dengan sangat intens–40 hari tanpa makan dan minum, hanya bergaul dengan Tuhan saja; (5) sikap hati yang menyembah Tuhan, sujud tersungkur menyembah Tuhan, memandang Tuhan sebagai satu-satunya sumber segala-galanya; (6) dipenuhi dengan kerinduan dan kehausan untuk dapat mengalami kemuliaan Tuhan; (7) dilakukan sesuai dengan cara dan ketetapan Tuhan.

Pergaulan dengan Tuhan itu adalah anugerah. Pernyataan kemuliaan Tuhan kepada seseorang itu adalah karena kasih karunia dan kemurahan Tuhan. tetapi, ada bagian yang harus dipenuhi oleh manusia: sikap, motivasi, intensitas, dan cara menyembah Tuhan. “the true worshipers will worship the Father in spirit and truth, for they are the kind of worshipers the Father seeks.” (Yoh 4:23). Bagaimana hidup penyembahan saya?

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *