Keluaran 33:7-23
Musa berdoa kepada Tuhan, meminta tiga hal: agar Tuhan menunjukkan jalan-Nya, agar Tuhan tetap berjalan bersama bangsa Israel, dan agar Musa diijinkan melihat kemuliaan Tuhan. Doa Musa ini diawali dengan narasi latar belkanag bagaimana akrabnya relasi Tuhan dengan Musa: “Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (ay. 11). Relasi yang dalam, yang sudah dibangun dan dipelihara dalam jangka panjang.
Tertangkap sebuah kesan, Musa menggunakan keakraban relasi itu untuk memohon belas kasihan Tuhan bagi bangsanya. Kalau seorang pemimpin tidak akrab dengan Tuhan, bagaimana ia bisa membela umatnya di hadapan Tuhan? Kalau seseorang tidak memiliki relasi yang karib dengan Tuhan–di mana Tuhan berbicara secara teratur kepadanya, sebagaimana seorang kepada temannya, bagaimana mungkin ia bisa menjadi saluran pernyataan Tuhan kepada orang lain?
Musa memohon agar diijinkan melihat kemuliaan Tuhan–melihat secara “fisik” realitas kemuliaan Tuhan. Musa baru saja 40 hari lamanya menerima hukum-hukum Tuhan secara langsung di atas gunung Sinai. Dan sekarang ia sedang berhadapan dengan Tuhan untuk berdoa membela bangsanya. Meskipun begitu, Musa masih merasa kurang–ia menginginkan untuk diijinkan melihat kemuliaan Tuhan. Mengapa?
Musa tahu, bahwa semua yang sudah pernah dilihat, didengar, dan dialaminya merupakan bagian dari kemuliaan Tuhan; bahwa kemuliaan Tuhan itu jauh-jauh lebih besar daripada itu semua. Semua keajaiban bersama Tuhan yang pernah dialaminya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan realitas kemuliaan Tuhan yang sepenuhnya! Karena itu ia memohon untuk bisa melihatnya. Kerinduan dan kehausan yang besar untuk mengenal Tuhan makin dalam dan makin lengkap! Kalau Musa membutuhkan hal itu, apalagi saya!
Views: 7