Membangun Hidup Ibadah

Keluaran 29:1-46

Tuhan memerintahkan Musa melakukan ritual untuk menasbihkan Harun dan anak-anaknya sebagai imam Allah. Hanya setelah semua ritual itu dilakukan, mereka bisa menjalankan fungsi sebagai imam. Bukan masalah aktivitas praktis, tetapi masalah posisi di hadapan Tuhan dan otoritas yang diberikan Tuhan.

Pemilihan, pemanggilan, dan pentahbisan adalah hal yang sangat penting–karena itu menempatkan seseorang pada posisi dan otoritas untuk melakukan sesuatu. Tanpa pentahbisan, aktivitivitas yang dilakukan tidak sah dan tidak memiliki nilai; bahkan bisa jadi menjadi sebuah pelanggaran atau kesalahan. Pastikanlah dirimu memiliki otoritas untuk melakukan sesuatu. Jangan melakukan hal-hal yang bukan menjadi hak atau otoritasmu.

Kemudian, Tuhan memerintahkan agar bangsa Israel memberikan korban bakaran secara teratur setiap hari pada waktu pagi dan petang. “Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu. Di sanalah Aku akan bertemu dengan orang Israel, dan tempat itu akan dikuduskan oleh kemuliaan-Ku … Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (ay 42-43, 45). Korban bakaran harian itu menjadi lambang kehadiran dan relasi Tuhan dengan umat-Nya.

Diperlukan waktu khusus untuk penyembahan dan ibadah kepada Tuhan. Waktu yang memang diadakan, diusahakan, dan ditetapkan. Waktu ibadah yang harus secara teratur dan disiplin untuk dilakukan. Waktu ibadah itu menjadi pengingat akan hadirat Tuhan dan relasi Tuhan dengan orang percaya. Ibadah di pagi hari dan di petang hari. Dimulai dan dilakukan dengan teratur.

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *