Imam Besar, Sang Perantara

Keluaran 28:1-43

Tuhan memilih Harun dan anak-anaknya untuk memegang jabatan imam bagi Tuhan. Sebagai imam Tuhan, Harun dibuatkan pakaian kudus sebagai perhiasan kemuliaan–to give him dignty and honor (NIV); for glory and for beauty (NASB). Pakaian imam dibuat dan dikenakan kepada Harun sehingga ia terpisah/dapat dibedakan dengan umat Tuhan umumnya–kedudukan imam adalah kedudukan yang terhormat dan indah di hadapan Tuhan. Ada kemuliaan dan keindahan (wibawa) yang melekat pada diri seorang imam Tuhan.

Pakaian Imam Besar, semua kelengkapan yang ada, penuh dengan simbol-simbol. Pertama, imam merupakan wakil umat di hadapan Tuhan; ia membawa keadaan umat ke hadapan Tuhan; ia menghantarkan kesalahan/dosa, nazar, atau ucapan syukur umat kepada Tuhan. Kedua, imam juga menjadi media bagi Tuhan untuk menyatakan kehendak/keputusanNya atas masalah atau pertanyaan yang dimiliki oleh umatNya.

Imam adalah jabatan di mana seseorang dikhusukan bagi Tuhan. Ada ukiran “Kudus bagi TUHAN” di hiasan kepala Imam Besar. Hidupnya harus kudus dan khusus bagi Tuhan. Imam juga mmebawa nama-nama 12 suku Israel, sebagai lambang bahwa Imam merupakan wakil umat di hadapan Tuhan. Imam tidak hidup untuk dirinya sendiri; ia hidup untuk Tuhan dan untuk umat Tuhan.

Imam Besar adalah bayang-bayang dari Tuhan Yesus–Imam Besar sejati dan kekal. “Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” (Ibr 8:1-2). Tuhan Yesus telah dan sedang terus menjalankan jabatan Imam Besar bagi umat Tuhan. Kesadaran bahwa saya tidak bisa langsung menghadap Tuhan, tetapi saya harus datang di dalam nama Tuhan Yesus, Imam Besar yang Sempurna.

“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” (Ibr 10:19-22).

Terpujilah Tuhan, yang telah menyelamatkan umatNya. Yang telah memberikan AnakNya sebagai Korban Pendamaian dan sekaligus sebagai Imam Besar bagi orang percaya. Sekarang semua orang percaya bisa datang kepada Tuhan tanpa melewati ritual korban persembahan, tetapi di manapun dan kapanpun, ornag bisa datang kepadamu. Tetapi, bukan dengan kelayakan dan kekudusannya sendiri, melainkan tetap dengan perantaraan dan karya Yesus Kristus, Imam Besar yang sempurna. Terpujilah Tuhan.

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *