Keluaran 25:1-40
Tujuan pembuatan Kemah Suci adalah: agar Tuhan tinggal di tengah-tengah umatNya. Tuhan itu Mahahadir, Ia memenuhi seluruh alam semesta dengan kehadiranNya: “Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN.” (Yer 23:24). Namun, Tuhan memerintahkan ada media/sarana fisik untuk menerima kehadiranNya secara khusus di tengah umatNya.
Di dalam Kemah Suci itu, ada 3 perabot utama yang harus dibuat: (1) Tabut Perjanjian yang menjadi media Tuhan menyatakan perintahNya kepada umat Tuhan; (2) Meja persembahan curahan dan roti sajian, sebagai media pengakuan akan pemeliharaan Tuhan dan persembahan syukur umat Tuhan kepada Tuhan; dan (3) Kandil dengan 7 lampu yang harus terus menyala, melambangkan cahaya Illahi yang terus menerangi jalan yang harus dilalui umat Tuhan.
Hadirat Tuhan di tengah umatNya: untuk memerintah sebagai Raja, untuk memelihara dan mencukupi semua kebutuhan mereka, untuk memberi terang di tengah dunia yang gelap. Pemerintahan dan otoritas Tuhan, pemeliharaan dan pencukupan Tuhan, pimpinan dan tuntunan Tuhan. Sikap penundukan diri umat kepada Tuhan sebagai Raja, kebergantungan dan pengandalan umat kepada Tuhan, ketaatan umat kepada pimpinan dan arah yang ditunjukkan Tuhan.
Semua perabotan yang dibuat Musa harus mengikuti contoh yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Bukan ide Musa sendiri, bukan desain sesuai imajinasi atau keinginan Musa, tetapi desain yang ditentukan oleh Tuhan. Mengalami realitas Tuhan yang diam di antara umatNya juga harus mengikuti pola dan model yang ditetapkan oleh Tuhan. Umat Tuhan harus bertanya terus bagaimana secara praktis membangun relasi dengan Tuhan, tidak semata-mata melakukannya berdasar ide, gagasan, caranya sendiri.
Views: 7