Keluaran 24:1-18
Betapa dahsyat pertemuan Tuhan dengan bangsa Israel. Tuhan menyatakan diri secara fisik di Gunung Sinai, bangsa Israel dapat melihat dengan mata mereka realitas Tuhan yang Mahabesar. Tuhan berbicara langsung, suaraNya dapat didengar secara langsung dengan telinga bangsa Israel. Mengalami itu semua, tanggapan bangsa Israel adalah: “Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.” (3,7).
Pernyataan secara fisik–ritual/upacara, kesaksian, demonstrasi kuasa, ekspresi fisik di dalam segala kemegahannya–memiliki tempat penting untuk membangun iman umat Tuhan. Karena manusia itu kompleks, punya pikiran, kehendak, dan perasaan; memiliki panca indera yang berrespon kepada stimulus di sekitarnya. Tuhan memakai semua karakteristik manusia untuk menyatakan DiriNya!
Tetapi, itu semua tidak cukup. Karena tidak semua orang yang mengalami itu semua terbangun iman yang kokoh. Tetapi ada yang imannya dikuatkan dan kepercayaan dan penyerahannya kepada Tuhan menjadi mantap. Sekalipun bangsa Israel–setelah mengalami pertemuan langsung dengan Tuhan–goyah imannya dan membuat patung anak lembu emas; namun tidak semuanya. Ada yang tetap teguh memegang komitmen kepada Tuhan.
Kalau bukan pengalaman, lalu faktor apa yang lebih menentukan? Iman adalah percaya bahwa Tuhan ada dan bahwa bahwa Tuhan memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibr 11:6). Apakah orang bisa memiliki iman dengan kehendak dan kekuatannya sendiri? Tuhan yang memantik, orang harus berrespons untuk percaya.
Komitmen dan penyerahan kepada Tuhan adalah perjuangan harian–bukan sesuatu yang sekali jadi. Harus diperjuangkan setiap hari, setiap saat. Hidup oleh Roh Kudus, dipimpin oleh Roh Kudus, berjalan seiring dengan Roh Kudus, dengan kekuatan Roh Kudus. Jangan berhenti mengharapkan pernyataan yang dahsyat dari Tuhan, tetapi juga terus tekun berjuang di dalam keseharian.
Views: 7