Mengingat Karya Tuhan

Keluaran 13:1-22

Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu” (13:9,16). Tangan dan dahi, bisa mewakili perbuatan dan pemikiran. Bangsa Israel diperintahkan agar menjadikan perintah Tuhan sebagai sesuatu yang tidak boleh dilupakan dan dilepaskan. Terus menerus ada di pikiran, sehingga mempengaruhi perbuatan tangan mereka. Apa yang harus mereka ingat? Ibadah Paskah setahun sekali dan persembahan anak sulung manusia maupun hewan. Keduanya adalah lambang karya penebusan/pembebasan Tuhan. Keduanya adalah lambang bahwa mereka berhutang nyawa–bahwa Tuhan yang memberi hidup mereka!

Dua hal yang harus diingat oleh umat Tuhan: (1) Tuhan sudah membebaskan dari perbudakan. Perayaan Paskah menjadi peringatan bagaimana Tuhan membebaskan umat Tuhan dari perbudakan dengan pekerjaanNya yang penuh kuasa–bukan karena usaha dari umat Tuhan. Umat Tuhan sekarang merdeka, bebas untuk hidup sebagai umat Tuhan, menikmati semua berkat yang dijanjikan Tuhan. (2) Tuhan memiliki hidup mereka, sebab Tuhan sudah menyelamatkan nyawa mereka dari kematian. Persembahan anak laki-laki sulung merupakan pengingat bahwa Tuhan sudah meluputkan mereka dari kematian–ketika Tuhan menulahi orang Mesir. Karena Tuhan sudah menebus nyawa mereka, maka nyawa atau hidup mereka adalah milik Tuhan.

Ritual itu punya arti penting. Ritual menjadi alat untuk mengingat kembali, untuk mlakukan penyegaran kembali, atas pekerjaan Tuhan yang spesifik di dalam hidup umatNya. Ritual menjadi kosong ketika hanya dilakukan sebagai kegiatan rutin, tanpa hati yang sungguh-sungguh sedang mengingat Tuhan dan karyaNya. Peringatan hari raya, ibadah, dan persembahan merupakan ritual yang seharusnya dilakukan dengan penuh penghayatan–bukan sekedar melakukan aktivitas rutin.

Tuhan mengarahkan perjalanan bangsa Israel tidak melewati jarak terdekat yaitu rute yang biasa dilewati rombongan pedagang, karena Tuhan memiliki maksud yang baik. Tuhan sengaja mengarahkan bangsa Israel melalui rute yang lebih panjang–namun rute itu menghindarkan mereka dari bahaya peperangan dengan bangsa Filistin; karena Tuhan melihat bangsa Israel belum siap untuk menghadapi peperangan. Tetapi Tuhan memimpin mereka melalui rute di padang gurun ke arah Laut Merah.

Pimpinan dan penyertaan Tuhan itu sangat jelas bagi bangsa Israel. Sebab Tuhan berjalan menyertai mereka dalam bentuk tiang awan di siang hari dan tiang api pada malam hari! Jalan yang paling dekat atau cara yang paling efisien, tidak selalu merupakan jalan atau cara yang terbaik! Jalan atau cara yang terbaik adalah: jalan atau cara Tuhan! Percayalah kepada Tuhan, ikutilah jalan yang ditunjukkanNya. Carilah dan pandanglah tiang awan dan tiang api itu, dan ikutilah ke mana arahnya!

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *