Mengatasi Hati yang Keras (1)

Keluaran 8:1-32

Bagaimana seseoang bisa tahu bahwa Tuhan sedang mengeraskan hatinya? Kalau dari sikap Firaun, kekerasan hati itu ditunjukkan dengan: tidak mau bertobat tetapi terus kembali kepada pembangkangan yang semula. Ketika Tuhan mendatangkan tulahNya, Firaun memohon agar tulah itu dihentikan dan ia berjanji untuk melepaskan bangsa Israel. Tetapi, begitu kelegaan itu diberikan oleh Tuhan, Firaun kembali kepada sikapnya yang semula!

Apakah seseorang bisa melunakkan hatinya sendiri? Apa yang bisa membuat orang sadar dan kemudian tidak lagi berkeras untuk hidup di dalam pembangkangan kepada Tuhan? Apa yang bisa dilakukan seseorang supaya ia tidak perlu megalami kehancuran total yang sudah disiapkan Tuhan? Dalam kasus Firaun, Tuhan mengeraskan hatinya, supaya Tuhan bisa mendemonstrasikan kebesaranNya di hadapan bangsa-bangsa!

Apa yang dilakukan oleh orang Niniwe? Seluruh Niniwe mengungkapkan penyesalan dengan berpuasa dan berkabung danberseru minta pengampunan dari Tuhan. Dan orang Niniwe berbalik dari ringkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukan. “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.” (Yun 3:10)

Yunus mengenal sifat Tuhan: “sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.” (Yun 4:2)

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. (Maz 103:8-14)

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *