Keluaran 6:1-30
Musa bukanlah orang yang mudah untuk maju melakukan perintah Tuhan. Cara pikirnya yang negatif menjadi penghalang utama. Bayang-bayang kegagalannya di masa lampau, pengalaman kegagalan di masa kini (ditolak Firaun dan tidak dipercaya orang Israel), serta kelemahan pribadinya (sulit untuk bicara)–semua itu menjadi faktor yang menghambat Musa untuk mentaati panggilan Tuhan.
Tetapi Tuhan memilih Musa untuk menjadi pembebas umatNya. Apakah Tuhan bisa memakai orang lain? Tentu saja bisa! Tuhan bisa memakai tukang sihir Bileam untuk menyatakan berkat bagi umat Tuhan, bahkan Tuhan memakai mulut seekor keledai untuk menyatakan firman-Nya. Betapa mudahnya untuk mengganti Musa dengan orang lain. Lalu, mengapa Tuhan tetap menyuruh Musa untuk pergi–bahkan setelah Musa berusaha keras untuk menolakNya?
Karena Tuhan mengasihi Musa. Karena di dalam hati Tuhan tidak hanya “proyek pelayanan” atau “proyek pekerjaan” yang harus diselesaikan; tetapi Tuhan ingin menolong Musa, ingin membangun Musa, ingin menjadikan Musa lebih baik, ingin melibatkan Musa di dalam kemuliaanNya. Seperti juga Tuhan memilih Yunus, dan tetap memilih Yunus sekalipun ia berusaha melarikan diri.
Perhatian Tuhan tidak hanya kepada pelayanan, pekerjaan, atau penyelesaian masalah. Perhatian Tuhan juga tertuju kepada pribadi-pribadi yang dipilih untuk dipakaiNya. Ketika Tuhan memilih seseorang, bukan semata-mata untuk diperalat melakukan proyek-Nya, namun justru menjadikan orang itu sebagai “proyek-Nya”, untuk dibangun, ditumbuhkan, dibawa kepada pengalaman yang lebih dalam bersamaNya.
Kalau Tuhan memilih seseorang untuk melakukan kehendakNya. Bukan karena orang itu cakap atau telah sempurna sebagai alatNya. Tetapi, justru karena Tuhan ingin menambahkan kecakapan dan membawanya ke arah kesempurnaanNya. Terpujilah Tuhan!
Views: 7