Rekomendasi Hidup

2 Korintus 3:1-5

Surat rekomendasi berisi pernyataan dari seseorang/lembaga tertentu yang menyebutkan bahwa seseorang, sebuah kelompok,  atau suatu organisasi memiliki sifat, fitur, dan karakteristik yang membuatnya layak untuk dipercaya atau untuk diterima. Fitur itu bisa berupa: daftar kelebihan/prestasi, penjelasan akan relasi dengan pihak-pihak tertentu, dan informasi lain–yang pada intinya: menggambarkan sang ‘recomended‘ sebagai pihak yang layak dipercaya, layak diterima, layak dipuji.

Ada pengajar-pengajar [palsu] pada jaman Paulus yang membawa surat rekomendasi untuk digunakan sebagai dasar legitimasi dan reputasi mereka di hadapan orang lain. Paulus tidak memerlukan surat rekomendasi semacam itu. Sebab rekomendasi dan reputasi pelayanan Paulus dapat dilihat di dalam kehidupan Jemaat Korintus.

Dalam kaitan sebagai surat rekomendasinya, Paulus mendeskripsikan jemaat Korintus sebagai: “surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang” (3:2). Paulus menyatakan bahwa kehidupan jemaat–yang merupakan buah pelayanannya–adalah surat yang tidak bisa ditutupi dan dimanipulasi. The fruit of Paul’s life and ministry is his letter of recommendation.

Paulus menjelaskan bahwa: jemaat Korintus menunjukkan kehidupan yang sedemikian rupa, sehingga mereka menjadi surat pujiannya. Kehidupan seperti apa? Kehidupan yang merefleksikan bagaimana Kristus dengan kuasa-Nya telah mengubah kehidupan mereka melalui pelayanan Paulus: “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” (3:3). Kristuslah Sang Penulis, Paulus alat tulisnya, kuasa Roh Allah tinta/energinya, jemaat lembaran kertasnya.

Dengan demikian, Paulus mengakui bahwa perubahan hidup pada jemaat Korintus–yang bisa dilihat dan dibuktikan oleh semua orang itu–bukan hasil pekerjaannya sendiri, melainkan hasil pekerjaan Allah; sementara Paulus hanyalah alat yang dipakai oleh Allah dengan kuasanya: “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.” (3:5).

Buah kehidupan saya bisa berbentuk bermacam-macam: karakter/perilaku saya sendiri, kehidupan keluarga saya, hubungan saya dengan istri, perilaku anak-anak saya, hasil pekerjaan saya di kampus, hidup mahasiswa saya, hidup orang yang saya layani, dan sebagainya. Semua itu adalah surat rekomendasi yang tidak bisa saya manipulasi/fabrikasi, yang bisa dengan jelas dan mudah dilihat orang lain!

Betapa serius dan hati-hati saya harus menjalani hidup supaya surat rekomendasi itu menjadi kesaksian bagi Tuhan. Betapa saya tidak akan mungkin menghasilkan surat rekomendasi yang memuliakan Tuhan, kalau saya tidak menjalani kehidupan saya di dalam pengaturan Tuhan dan dengan kuasa Tuhan!

Views: 7

This entry was posted in 2 Korintus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *