Karunia Roh Kudus: Prinsip kasih

1 Korintus 13:1-13

Paulus menyebutkan ketiga ‘kategori’ karunia Roh: perbuatan ajaib, pengajaran, dan pelayanan–dan mengatakan bahwa tanpa kasih, apapun karunia Roh yang dimiliki seseorang tidak akan berguna. Menarik untuk memahami maksud bahwa sekalipun mempunyai karunia pemberian, bahkan sampai memberikan tubuh ke dalam api–tapi melakukannya tanpa kasih. Apa bisa? Lalu apa yang mendorong? Lalu, kasih itu sendiri apa?

Ayat4-7 Paulus menyebutkan manisfestasi kasih: karakter/sikap/perilaku sabar, murah hati, dan seterusnya. Kasih adalah akumulasi dari itu semua, kasih terpancar di dalam dan melalui itu semua. Tanpa kasih, karunia Roh menjadi senjata untuk bertikai; dengan kasih, karunia Roh menjadi alat untuk melayani dan memberkati.

Dalam kaitan kasih dan karunai Roh, Warren Wiersbe mengatakan bahwa kasih itu: memperkaya (enriching) dan bertahan lama (enduring). Semua karunia Roh akan berakhir, akan tiba saatnya, karunia Roh itu tidak lagi diperlukan untuk beroperasi. Namun, kasih akan tetap ada.

Karunia apapun, sehebat apapun; ketika tidak dimotivasi dan diwarnai oleh kasih, tidak akan berguna untuk melayani orang lain. Jadi, yang terutama harus saya minta kepada Tuhan adalah: bertumbuhnya kasih di dalam hidup saya; yang terutama harus saya perjuangkan adalah: belajar untuk menumbuhkan dan memperdalam kasih. Agar smua perlengkapan yang Tuhan sudah berikan kepada saya tidak mubazir, namun berguna.

Views: 7

This entry was posted in 1 Korintus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *