Karunia Roh Kudus: Prinsip Keragaman

1 Korintus 12:14-31

Perbedaan dan keanekaragaman karuni Roh di dalam jemaat bukan alasan untuk terjadinya perpecahan, karena sebagai satu tubuh, keragaman anggota tubuh justru merupakan suatu kewajaran dan bahkan keharusan. Kergaman diperlukan karena kompleksnya kebutuhan dan tujuan yang harus dicapai tubuh. Anggota yang beragam melakukan berbagai fungsi untuk memenuhi setiap kebutuhan dan mencapai setiap tujuan itu.

Prinsip yang kedua, keragaman karunia Roh di dalam jemaat dimaksudkan agar setiap anggota saling melayani, karena setiap anggota memerlukan pelayanan anggota yang lain. Tidak ada satu anggota jemaatpun yang dapat hidup seorang diri, tanpa bantuan dan pelayanan dari anggota tubuh Kristus yang lain. Prinsip interdepensi, saling ketergantungan, saling membutuhkan satu sama lain–ketika pemikiran tentang pencapaian tujuan bersama itu yang melandasi kehidupan jemaat.

Tidak ada anggota yang lebih mulia atau berharga daripada yang lain–karena alasan jenis karunia Roh yang mereka terima. Tidak ada klasifikasi dan strata sosial atas jenis-jenis karunia Roh. Semua diberikan oleh Roh yang sama, untuk tujuan yang sama, dan nilainya sama di hadapan Allah, sekalipun dampak/manfaatnya bagi jemaat bisa beragam.

Paulus memandang bahwa karunia bernubut memiliki manfaat yang besar bagi jemaat maupun bagi kesaksian kepada orang yang belum percaya, sehingga ia menganjurkan jemaat untuk memilikinya–meminta kepada Tuhan agar memberikan karunia itu. Tetapi, jenis karunia yang dimiliki seseorang tidak menentukan nilai pribadinya di hadapan Tuhan dan–seharusnya–di tengah jemaat.

Suatu tantangan dan perjuangan yang tidak mudah untuk membangun cara pandang yang benar atas nilai seorang pribadi. Mata manusia begitu mudah untuk dipengaruhi oleh pertimbangan seberapa besar manfaat/kontribusi seseorang untuk menentukan nilai pribadinya. Namun, mata Allah melihat jauh lebih dalam daripada apa yang nampak di permukaan; Ia melihat hati: ketulusan, ketaatan, kekudusan, penyerahan, iman.

Berikan kepada saya mata yang memandang orang lain dengan cara pandang sebagaimana Engkau miliki; agar saya tidak tertipu dengan apa yang nampak di permukaan, agar saya bisa dengan tulus menghargai dan mengasihi setiap orang di sekitar saya.

Views: 7

This entry was posted in 1 Korintus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *