1 Korintus 11:17-34
Paulus menunjukkan kesalahan jemaat: perpecahan (terkait dengan kondisi ekonomi/kekayaankah?) dan perilaku yang tidak layak dalam persekutuan (dengan salah satu aktivitas makan bersama, yang puncaknya adalah Perjamuan Kudus): tidak saling melayani, namun mementingkan diri sendiri–sehingga ada yang sampai mabuk, di sisi lain ada yang kelaparan. Paulus menegur mereka dengan mengatakan bahwa jemaat tidak sedang melakukan Perjamuan Kudus!
Masalah yang ada di antara jemaat: (1) perpecahan, di mana tiap-tiap orang berkumpul dengan kelompoknya sesuai tingkat ekonominya; (2) egois, karena makan sepuasnya tanpa memperhatikan orang lain yang kekurangan–seharusnya itu menjadi even untuk berbagi, tapi tidak terjadi; (3) melecehkan Gereja dan menyakiti hati anggota jemaat lain yang tidak mampu membawa makanan.
Masalah dalam jemaat Korintus: tidak memahami makna dari Perjamuan Kudus yang merupakan peringatan dan proklamasi akan kematian Tuhan Yesus. Ketika seseorang berlaku tidak layak di sana, berarti ia melecehkan kematian Kristus itu sendiri. Perjamuan Kudus itu bukan waktu untuk memuaskan laparnya perut. Lalu apa makna Perjamuan Kudus?
Perjamuan Kudus bernilai pengorbanan, karena Kristus menyerahkan tubuh dan darahnya untuk dicurahkan bagi penebusan dosa manusia. Perjamuan Kudus berarti persamaan, karena semua orang berada pada posisi yang sama: orang berdosa yang memerlukan penebusan oleh tubuh dan darah Kristus. Perjamuan Kudus juga berarti kesatuan, karena secara bersama-sama jemaat memproklamasikan kematian Kristus.
Paulus menyatakan bahwa akibat dari sikap yang tidak layak dalam Perjamuan Kudus ini adalah: ada anggota jemaat yang jatuh sakit, bahkan sampai mati. Betapa seriusnya sebenarnya Perjamuan Kudus Tuhan. Kalau di satu sisi, orang yang melecehkan mendapat disiplin yang demikian berat; bukankah di sisi lain, orang yang mengambil bagian dengan sikap benar akan memperoleh berkat?
Views: 7