Pemecahan Masalah yang Sempurna Hanya dari TUHAN

Hakim-hakim 21:1-25

Orang yang tidak beribadah kepada TUHAN, yang hidupnya tidak berjalan bersama TUHAN, akan membuat keputusan-keputusan sendiri. “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” (ayat 25). Keputusan/pilihan/cara yang kelihatannya baik dan bisa memecahkan masalah, tetapi bukan yang terbaik dan sempurna, sebab TUHAN tidak dilibatkan di sana. Keputusan itu biasanya akan mendatangkan penyesalan, dan menimbulkan persoalan yang baru.

Ayat 1-4. Setelah peperangan selesai melawan suku Benyamin, muncullah penyesalan di antara orang Israel–sebab ada potensi satu suku akan punah, karena peperangan dan karena semua suku Israel terlanjut bersumpah tidak akan memberikan anak perempuan untuk dinikahi orang dari suku Benyamin. Mereka menangis dan berseru kepada TUHAN dengan mempersembahkan korban di hadapan-Nya di Betel.

Ayat 5-12. Timbul ide untuk mencari kaum/keluarga yang tidak mengirimkan pasukannya untuk memerangi suku Benyamin–karena siapa yang tidak ikut datang menghadap TUHAN di Mizpa untuk memerangi Benyamin akan dihukum mati. Ditemukan bahwa kaum Yabesh-Gilead sama sekali tidak ikut. Maka orang Israel memutuskan untuk memusnahkan kaum ini: semua laki-laki dan perempuan yang sudah atau pernah bersuami, bahkan anak-anak. Tapi hanya para gadis yang dibiarkan hidup dan harus dibawa ke Silo. Jumlah anak gadis yang ditawan 400 orang.

Ayat 12-14. Bangsa Israel memberitahu sisa-sisa suku Benyamin dan membuat perdamaian dengan mereka, diberikanlah 400 gadis itu kepada suku Benyamin untuk menyambung keturunan mereka. Tetapi jumlah itu belum cukup untuk semua laki-laki dari suku Benyamin yang jumlahnya 600 orang (Hak. 20:47).

Ayat 15-25. Bangsa itu merasa kasihan kepada suku Benyamin dan mereka ingin mempertahankan agar tidak ada satu sukupun yang terhapus. Karena itu, muncul gagasan yang kedua: mengijinkan laki-laki suku Benyamin untuk melarikan gadis-gadis Israel pada waktu perayaan tahunan bagi TUHAN di Silo (tepat Kemah Tuhan berada) untuk dijadikan istrinya. Itu cara mereka menghindari pelanggaran sumpah–karena gadis-gadis itu tidak diberikan tetapi dilarikan.

Penerapan:
Hanya keputusan dan cara yang berasal dari Tuhan-lah yang sempurna, sebab Tuhan Mahatahu–untuk perkara yang tersembunyi dan yang akan adatang, dan Tuhan Mahakuasa. Pastikan bahwa semua keputusan dan pilihanmu itu berasal dari Tuhan, karena hanya cara Tuhan saja yang sempurna.

Views: 251

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *