Lukas 23:47-49
Banyak orang menyaksikan kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Mereka melihat bagaimana sikap, respons, dan ucapan Tuhan Yesus selama Ia mengalami kesakitan dan kehinaan, ketika Ia meregang nyawa selama berjam-jam. Dan mereka juga melihat bagaimana alam menjadi gelap gulita, terjadinya gempa (Mat. 27:51). Kematian Tuhan Yesus bukan kematian orang biasa–mereka tidak bisa menyangkal lagi. Maka, ada beberapa respons yang dicatat dalam Injil Lukas.
Pertama, respons perwira Romawi yang menjadi kepala pasukan prajurit penyaliban itu. Ia yang memimpin sejak dari Yerusalem–mungin dia juga yang mengomandani penyesahan kepada Tuhan Yesus, perjalanan ke Golgota–ia juga yang memaksa Simon Kirene untuk memanggul salib Tuhan Yesus, dan memsupervisi prajurit-prajurit ketika mereka memaku tubuh Tuhan Yesus di kayu salib.
Ia takjub dan heran dengan semua yang dilihatnya: tanda-tanda alam yang mengiringi kematian Tuhan Yesus, dan bagaimana Tuhan Yesus mati dengan cepat–karena biasanya orang yang disalib itu perlu berhari-hari sebelum mati, dan yang terutama bagaimana sikap dan perkataan Tuhan Yesus selama menjalani penderitaan itu–tidak ada caci maki, tidak ada kebencian, tidak ada keluh kesah–melainkan hanya doa pengampunan, kata-kata yang memberkati, dan penyerahan kepada Tuhan.
Itulah yang membuat perwira itu mengambil kesimpulan: “Sungguh orang ini adalah orang benar!” (ayat 47). Sedangkan dalam Mar. 15:39, dicatat bahwa ia menyebut Tuhan Yesus adalah “Anak Allah“. Tidak pernah diketahui apakah perwira ini akhirnya bertobat dan menjadi orang percaya. Namun, paling tidak pada hari itu ia yakin bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah, bahwa Ia adalah Orang Benar, dan bahwa Ia adalah Anak Allah–bukan sembarang manusia. Kematian Tuhan Yesus mencelikkan matanya.
Kedua, orang banyak yang menonton penyaliban Tuhan Yesus: “pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri” (ayat 48). Tontonan sudah selesai, dan yang mereka dapatkan bukan hiburan atau kepusasan, tetapi penyesalan. Tindakan memukul diri (dada) merupakan ekspresi kedukaan dan penyesalan dosa. Mereka datang untuk melihat tontonan (ayat 48), mereka pulang dengan penghakiman atas dosa-dosa mereka. Pekerjaan Roh Kudus adalah: “… menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yoh. 16:8). Peristiwa itu dipakai Tuhan untuk memperlihatkan dosa orang banyak.
Ketiga, orang-orang yang mengenal Tuhan Yesus dari dekat–murid-murid dan perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galelia. Mereka berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu. Dalam catatan Injil yang lain (Yoh. 19:25), hanya Yohanes, Maria–ibu Tuhan Yesus, Salome (ibu Yohanes dan Yakobus), Maria istri Kelopas, dan Maria Magdalena yang berdiri di dekat salib–begitu dekat, sehingga Tuhan Yesus bisa berbicara kepada mereka.
Betapa berkecamuk campur aduk hati mereka. Terutama Maria, perempuan yang mengandung, melahirkan, dan mengasuh Tuhan Yesus–nubuat Simon untuk Maria tergenapi pada hari itu: “suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri” (Luk. 2:35). Maria Magdalena, yang dilepaskan dari roh-roh jahat, dan kemudian menjadi murid dan pendukung pelayanan Tuhan Yesus, menunjukkan kesetiaan dan syukurnya dengan menemani Tuhannya di dalam penderitaan-Nya. Salome, yang pernah meminta agar kedua anaknya didudukkan di kira dan kanan Tuhan Yesus, sekarang jadi melihat apa makna Kerajaan Allah yang sejati.
Kematian Tuhan Yesus di Golgota adalah sarana berkat Tuhan yang universal sekaligus personal. Kematian-Nya menjadi korban penebus dosa bagi semua orang, di segala zaman. Tetapi, kematian-Nya juga memberi makna yang unik dan berbeda-beda pada masing-masing orang, sesuai dengan pergumulan dan keadaan mereka sendiri. Apa makna kematian Tuhan Yesus bagimu?
Penerapan:
Memuji Tuhan karena telah menyediakan jalan keselamatan dan penebusan dosa bagi semua manusia melali pengorbanan Tuhan Yesus. Tidak ada jalan lain untuk mendapat keselamatan kecuali melalui Tuhan Yesus. Maka, bagian saya–dan ini perintah Tuhan–turut terlibat dalam pemberitaan Injil, agar semua orang punya kesempatan mendengar berita keselamatan di dalam Tuhan Yesus dan menjadi percaya untuk diselamatkan.
Views: 24