Lukas 23:44-49
Kegelapan selama 3 jam, dari jam 12 siang sampai jam 3 sore. Kegelapan itu menutupi seluruh daerah itu, sebab matahari tidak bersinar. Di dalam kegelapan selama 3 jam inilah kerya keselamatan Allah melalui persembahan Anak-Nya sebagai korban penebusan dosa terjadi dan digenapi. Ini adalah waktu yang paling gelap bagi Tuhan Yesus, tetapi sebaliknya waktu yang menyingkapkan terang keselamatan bagi manusia.
Pada waktu kegelapan itu, dua injil mencatat bahwa Tuhan Yesus berseru–ini seruan yang mewakili Diri-Nya sendiri, bukan seruan untuk mendoakan atau memberkati orang lain. “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:45-46; Mar. 15:33-34). Allah Bapa tidak pernah meninggalkan Anak-Nya; tetapi di dalam kegelapan itu, seluruh dosa ditimpakan kepada Anak Manusia, Ia yang tanpa dosa pada hari itu menjadi berdosa!
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor. 5:21). Allah Bapa yang Mahakudus tidak bisa melihat dosa–karena itu, ketika Anak Manusia dibuat menjadi dosa, di mana seluruh dosa manusia di masa lalu, pada saat itu, dan di msa depan dilekatkan di dalam Diri-Nya, maka Allah Bapa berpaling dari Anak-Nya, bahkan meninggalkan Dia!
Ada paralelisme antara Paskah pertama di Mesir dan Paskah “Terakhir” di Golgota. Menjelang Paskah pertama di Mesir, ada kegelapan selama 3 hari mendahului (Kel. 10:21). Di dalam kegelapan itu, Musa bertemu untuk terakhir kali dengan Firaun, memberi kesempatan kepada Firaun untuk bertobat–tetapi Firaun tetap keras hati. Maka pada dalma kegelapan tengah malam, murka terbesar TUHAN datang, membunuh semua anak sulung Mesir–tetapi menyelamatkan umat Israel dari maut, dengan simbol darah anak domba yang dioleskan di ambang pintu (Kel 12:12-13).
Pada Paskah Terakhir–The Real Passover, terjadi kegelapan selama 3 jam menjelang kematian Anak Domba Allah! Di dalam kegelapan itu, Allah Bapa membunuh Anak Sulung-Nya sendiri. Di Paskah Pertama, seekor anak domba dibunuh untuk mengganti anak sulung orang Israel; di Paskah Terakhir ini Anak Domba Allah dibunuh untuk mengganti nyawa seluruh umat manusia!
Dan karya keselamatan Allah benar-benar tergenapi, karena ada tanda Tabir Bait Allah–yang menjadi pembatas Ruang Maha Kudus terbelah/terkoyak paksa menjadi 2 dari atas sampai ke lantai. Tidak ada lagi Ruang Maha Kudus secara fisik–persembahan Anak Domba Allah di Golgota telah memenuhi semua tuntutan hukum Allah! Sehingga ritual perngorbanan hewan sudah tidak lagi berlaku dan diperlukan–sekarang, keselamatan dan pengampunan dosa hanya diberikan melalui Darah Anak Domba Allah yang dikorbankan sekali untuk segala dosa manusia (1 Pet. 3:18). Tuhan Yesus berseru “Sudah selesai!” (Yoh. 19:30)–teleo: complete, execute, conclude, discharge (a debt). Pekerjaan penebusan sudah selesai, sudah sempurna digenapi!
Kemudan, Ia menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa-Nya. “Ya Bapa, ke alam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (ayat 46). Kalimat ini sebenarnya merupakan doa menjelang tidur yang biasanya diucapkan oleh anak-anak Yahudi, mengutip dari Maz. 31:5); betapa indahnya! Anak Allah, setelah menggenapi rencana Bapa-Nya, mejadi Korban Penebus Dosa manusia, sekarang dengan yakin, dengan damai, dengan “lega” menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa-Nya. Ia sudah tidak lagi berdosa, Bapa-Nya sudah bisa menerima Dia kembali, karena pekerjaan penebusan-Nya telah selesai.
Penerapan:
Terpujilah Tuhan yang telah menyelesaikan karya keselamatan bagi manusia melalui pengorbanan Anak-Nya di kayu salib. Terpujilah Tuhan, karena sekarang manusia memperoleh jalan untuk datang, memperoleh pengampunan dosa dan keselamatan! Hanya di dalam Tuhan Yesus–tidak ada jalan yang lain. Terpujilah Tuhan yang daam kedaulatannya memutuskan untuk memberikan anugerah kepada saya dan keluarga saya, sehingga kami bisa mendengar Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus!
Views: 33