Mempersembahkan Hidup kepada Tuhan

Ibadah Gereja Kristen Kalam Kudus Solo

Roma 12:1-8

Perintah Tuhan melalui Paulus kepada orang percaya–mereka yang sudah menerima kemurahan (mercy: compassion, belas kasihan) Allah, yaitu keselamatan di dalam Kritus (Rom. 11:30-32)–agar menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada Tuhan, untuk mengikuti kehendak Tuhan secara total–sebab itu adalah kehidupan yang dikehendaki atau yang berkenan (menyenangkan) hati Tuhan.

Pertama, menyerahkan tubuh sebagai korban persembahan yang hidup, kudus, dan menyenangkan hati Tuhan (ayat 1). Penyerahan tubuh–bukan hanya hati, mental, pikiran, atau niat; menunjukkan tekanan kepada aksi yang riil dan nyata menggunakan tubuh. Korban persembahan berarti diserahkan secara total menjadi milik Tuhan–tidak bisa ditarik kembali; komitmen sekali untuk seterusnya. Apakah penyerahanmu total? Ataukah masih dipegang erat-erat dan ada ruang untuk ditarik kembali dari kepemilikan Tuhan?

Tubuh yang diserahkan sebagai korban itu memiliki tiga karakteristik: (1) hidup: semangat, vitalitas, energi yang hidup; antusiasme yang aktif; (2) kudus: tidak bercacat, sehat, tidak rusak; dan suci, tidak cemar, tidak ternoda oleh dosa dan kenajisan; (3) berkenan/menyenangkan Tuhan: well-pleasing, acceptable, used with reference to God, that which God wills and recognizes–dipakai untuk tujuan yang sesuai kehendak Tuhan. Bagaimana saya memperesentasikan tubuh saya kepada Tuhan? Dalam kondisi yang terbaik secara fisik? Dalam kondisi suci dari kecemaran? Untuk melakukan kehendak Tuhan saja?

Kedua, perintah untuk tidak mengikuti cara pandang dunia, tetapi untuk mengalami perubahan hidup melalui pembaharuan (anakainosis: to renew qualitatively) akal budi (ayat 2)–menganti cara pikir lama yang berdosa dan duniasi atua kedagingan, dengan cara pikir yang baru, cara pikir dari Tuhan. Hanya dengan cara berpikir yang baru ini, orang akan dapat membedakan/mengidentifikasi mana kehendak Tuhan atas hidupnya. Dan kehendak Tuhan itu pasti baik, berkenan kepada Tuhan, dan sempurna.

Ketiga, menggunakan dengan tepat karunia yang sudah diberikan oleh Tuhan untuk melayani orang lain. Setiap orang percaya telah diberi karunia rohani sesuai dengan “ukuran iman” masing-masing. Tuhan tidak sembarangan memberikan karunia, tetapi ia memberikan karunia yang cocok atau sesuai eksistensi dan peran masing-masing orang di dalam Tubuh Kristus. Sikap yang harus dimiliki: mengenali karunia, mensyukuri karunia–tidak mengejar apa yang tidak menjadi bagiannya (ayat 3-5), dan maksimal untuk mengembangkan dan menggunakan karunia itu (ayat 6-8).

Tubuh, pikiran, dan karunia rohani–ketiga-tiganya diberikan kepada orang percaya untuk dipersembahkan penuh kepada Tuhan, untuk dimiliki dan dikendalikan oleh Tuhan, untuk dipakai oleh Tuhan melakukan kehendak-Nya. Tanggung jawab tiap orang percaya: memelihara dan menjaga tubuh, pikiran, dan karunianya supaya selalu dalam kondisi yang terbaik untuk Tuhan; dan menggunakan tubuh, pikiran, dan karunia itu untuk melakukan kehendak Tuhan, untuk melayani Tuhan dan orang lain.

Penerapan:
Fokus untuk menjaga tubuh saya agar layak menjadi korban persembahan bagi Tuhan: (1)  menjaga fisik agar sehat dan dalam kondisi prima (olah raga, pola makan, pola istrirahat); (2) menjaga tubuh agar tidak cemar oleh dosa/kenajisan

Views: 10

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *