Bebas dari Dosa Kronis

Hakim-hakim 13:1-5

Salah satu penyebab persoalan dan penderitaan adalah dosa kepada TUHAN. ketika orang Israel melakukan apa yang jahat di mana TUHAN, maka TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan bangsa lain untuk menindas mereka. Pada episode kejatuhan ini, penindasan orang Filistin sebagai sarana disiplin TUHAN berlangsung sangat lama: 40 tahun (ayat 1). Mengapa lama sekali? Jawabannya: karena umat Israel belum/tidak bertobat kepada TUHAN. It’s that simple.

Dan selama 40 tahun itu, agaknya umat Israel sudah menjadi terbiasa dan “nyaman” dam penindasan, karena tidak ada catatan bahwa bangsa Israel berseru-seru kepada TUHAN meminta pertolongan seperti pada masa-masa sebelumnya. Ketika orang sudah “terbiasa” mengulang dosanya, sudah berkali-kali ditolong, tapi tidak sungguh-sungguh bertobat; maka hatinya akan menjadi semakin keras, sehingga akan sampai pada titik bahwa ia merasa biasa dengan kondisinya yang sebenanrya tidak normal karena dosa.

Tapi TUHAN itu setia kepada umat-Nya. Sekalipun umat-Nya mungkin sudah menormalisasi kondisi mereka yang berdosa, TUHAN tidak akan pernah menerima kondisi dosa tersebut sebagai sesuatu yang normal–itu bertentangan dengan kehendak dan kekudusan-Nya. Maka, ketika umat-Nya sudah keras hati dan tidak mencari TUHAN dalam pertobatan, TUHANlah yang berinisiatif bergerak membebaskan umat-Nya.

Dalam kasus ini, rencana pembebasan TUHAN memakai waktu yang cukup lama. Kalau sebelumnya TUHAN memanggil orang-orang yang sudah dewasa untuk dibangkitkan sebagai hakim, sekarang TUHAN memulai dengan mendesain kelahiran seorang anak yang akan dipakai-Nya membebaskan Israel dari orang Filistin (ayat 1-5). Dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun dari mengandung sampai kelahiran, kemudian perlu waktu sekitar 20 tahun menunggu ia bertumbuh menjadi orang dewasa (Kel 30:14). Total 21 tahun waktu TUHAN mempersiapkan pembebasan umat-Nya.

Betapa Tuhan itu setia! Sekalipun memerlukan waktu panjang, Ia, pada waktu-Nya akan mengerjakan pembebasan umat-Nya dari dosa. Kalau memang benar-benar umat-Nya. Ada seorang percaya yang terikat/ditindas oleh sebuah dosa tertentu sejak kecil–bahkan setelah percayapun dosa itu dibebaskan total karena orang itu tidak serius dalam melawan dosa-nya. Orang itu sudah menjadi terbiasa, dan bisa hidup berdampingan dengan dosanya–sampai 50 tahun umurnya! Mungkin orang itu tahan, tapi Tuhan yang tidak tahan!

Maka Tuhan bergerak untuk membereskan dosa itu dengan total! Dengan cara-Nya yang tak terpahami, dengan skenario perjalanan hidup yang tidak pernah diduga. Prosesnya memerlukan waktu yang lama. Benih-benih sejarah ditaburkan oleh Tuhan, membentuk rangkaian peristiwa menuju ke hari pembebasan; aktor-aktor dilibatkan dalam drama kehidupan yang dirancang Tuhan.

Waktunya sekitar 10 tahun; dan yang 7 tahun Tuhan mengijinkan intensitas dosa itu menjadi makin besar, sampai mencapai titik puncak–dan ketika saatnya tiba, dengan satu sapuan pedang Roh, Tuhan meretas rantai dosa dan membebaskan orang itu! Terpujilah Tuhan yang setia kepada orang yang dikasihinya. Terpujilah Tuhan yang tidak membiarkan orang itu terus ditindas oleh dosa. Terpujilah Tuhan yang berinisiatif dan bekerja untuk membebaskannya!

Tentu saja ada konsekuensi dari dosa yang puluhan tahun dijalani–terlebih lagiu dari 7 tahun terakhir di mana intensitas dosa itu menjadi-jadi. Tetapi, bagi Tuhan konsekuensi itu bagian dari pembersihan dan pengudusan. Salah satu konsekuensinya adalah: talenta anugerah Tuhan kepada orang itu tidak bisa dipakai untuk pekerjaan Tuhan. Tapi, itu dinilai tidak berharga dibandingkan dengan jiwa yang dilepaskan dari dosa! Tuhan lebih menghargai kekudusan hidup orang ketimbang pekerjaannya.

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan karena Tuhan sudah membebaskan saya dari dosa yang berpuluh tahun menindas hidup saya. Memuji Tuhan untuk kasih-Nya, untuk kesabaran-Nya, untuk kesetiaan-Nya karena telah “terlanjur” memilih saya menjadi anak-Nya.
(2) Tidak mengeluh kalau harus menjalani konsekuensi dosa, sehingga tidak lagi bisa melakukan beberapa bentuk pelayanan–karena kekudusan hidup saya lebih bernilai daripada aktivitas pelayanan.

Views: 50

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *