Pengambat Pertumbuhan Firman

Markus 4:13-20

Penaburnya sama, benihnya sama, tetapi yang berbeda adalah: jenis tanah di mana benih itu jatuh dan apa yang kemudian terjadi dengan benih itu. Ketika firman Tuhan disampaikan kepada seseorang, hasilnya tidak sama, tergantung kepada kondisi hati orang yang menerimanya. Bukannya firman Tuhan itu tidak berkuasa, tetapi kuasa firman yang mengubahkan hidup itu hanya bisa terjadi ketika direspons dengan kondisi hati tertentu.

Ada orang yang mendengar pengajaran firman Tuhan, namun tidak memberi perhatian atau tidak merenungkannya, sehingga segera setelah firman disampaikan, Iblis langsung bekerja untuk mengambilnya–sehingga benih firman itu tidak sempat untuk mengalami proses pertumbuhan di dalam hidup orang. Begitu mendengar firman langsung hilang, langsung lupa, langsung tidak dipikirkan lagi.

Ada orang yang mendengar pengajaran firman dan menyambutnya dengan antusias (sukacita), akan tetapi firman itu tidak berakar mendalam, sehingga ketika ada kondisi yang sulit: penganiayaan atau kesulitan hidup, kebenaran firman itu tidak lagi diingat dipedulikan, dan ditaati–orang kemudian berubah setia, tidak lagi taat kepada firman yang telah diterimanya.

Ada lagi orang yang menerima firman Tuhan, mempercayainya, tetapi kemudian kebenaran firman itu segera ditekan oleh kekuatiran hidup, oleh keinginan akan harta, dan oleh keinginan kepada berbagai macam hal. Ini faktor internal di dalam diri seseorang yang membuat firman itu tidak berbuah. Firman itu tumbuh, hidup, tetapi tidak ada buah yang dihasilkan. Orang yang tidak mau menyangkal diri, tidak akan menghasilkan buah.

Yang terbaik adalah orang yang mendengar pengajaran firman dan menerimanya (paradechontai: to receive, admit, embrace with assent and obedience, embrace with special favor), sehingga menghasikan buah berlipat kali ganda: 30, 60, dan 100 kali lipat. Mendengar firman, memahami kebenarannya, meyakininya, dan mentaatinya–sekalipun di tengah penderitaan, sekalipun harus menyangkal diri dari berbagai godaan/keinginan; maka firman itu akan menghasilkan buah di dalam hidup seseorang.

Penerapan:
Apa penghambat utama di dalam hidup saya sehingga firman Tuhan tidak tumbuh dan berbuah? Apakah karena saya bersikap sambil lalu ketika menerima firman? Apakah karena saya tidak mau menderita demi mentaati firman? Apakah saya tidak mau menyangkal keinginan diri saya demi ketaatan kepada firman?

Views: 11

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *