Mengandalkan TUHAN Yang Kekal

Mazmur 146:1-10

Nyanyian yang berisi pujian kepada TUHAN dan pengajaan kepada umat TUHAN. Pujian kepada TUHAN atas sifat-sifatnya yang mulia dan kekal selamanya–apabila dibandingkan dengan manusia (bahkan para bangsawan) yang tidak bisa diandalkan karena kerapuhan dan kefanaannya. Pengajaran agar umat TUHAN tidak megandalkan manusia (sekalipun ia punya kekuasaan), tetapi mengandalkan TUHAN yang Mahabesar dan kekal untuk selama-lamanya.

Ayat 1-4. Pemazmur mengajarkan agar tidak percaya dan tidak mengandalkan manuisa, sekalipun para penguasa atau bangsawan. Sebab manusia tidak dapat memberikan keselamatan–kehidupan dan keselamatan itu berasal dari TUHAN. Para penguasa itupun hidupnya berasal dari TUHAN, sehingga ketika masa hidupnya selesai, maka dia kembali ke tanah, dan bersamaan dengan itu semua rencana atau janji atau jaminan yang diberikannya akan lenyap.

Ayat 5-9. Pemazmur mrnyatakan, yang berbahagia adalah mereka yang mengandalkan TUHAN sebagai Penolong. Pemazmur secara spesifik menyebut: “Allah Yakub”, bukan sembarangan illah atau sumber kekuasaan yang diyakini menusia di dunia ini. Karena TUHAN, Allah Yakub, adalah SUmber Pertolongan yang dapat diandalkan: (1) Ia menciptakan segala sesuatu; (2) Ia menegakkan keadilan kepada orang yang diperas; (3) Ia memberikan makanan/rejeki pada orang lapar; (4) Ia membebaskan orang yang terkurung; (5) Ia mencelikkan orang buta; (6) Ia menegakkan orang yang tertunduk; (7) Ia mengasihi orang benar; (8) Ia menjaga dan orang-orang lemah; (9) Ia menggagalkan jalan orang fasik.

Ayat 10. Dan semua sifat TUHAN itu kekal untuk selama-lamanya, tidak berubah, akan selalu seperti itu terus-menerus, konsisten untuk selama-lamanya (ayat 6). TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya; berbeda dengan penguasa/pemimpin manusia yang akan berganti dari waktu ke waktu, karena tidak lagi menjabat atau karena sudah mati. TUHAN itu adalah Allah bagi umat-Nya untuk selama-lamanya, dari generasi ke generasi.

Penerapan:
Mengakui bahwa Tuhan adalah tempat/sumber pertolongan yang sejati. Mengakui bahwa manusia, teman, pejabat, keluarga–sebenarnya tidak bisa diandalkan, karena mereka tidak mahakuasa, mereka bisa berubah, dan mereka bisa mati sewaktu-waktu.

Views: 10

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *