TUHAN Menghargai Nyawa Manusia

Mazmur 116:1-19

Dedikasi kepada TUHAN setelah Pemazmur mengalami pertolongan/penyelamatan dari TUHAN. Pemazmur mengingat bagaimana TUHAN telah mendengar seruannya minta tolong, dan yakin bahwa TUHAN akan terus mendengarkan doanya. Pemazmur mengingat pertolongan TUHAN, dan karena itu ia menunjukkan ucapan syukur dengan membayar nazarnya, meempersembahkan korban syukur, dan memuji TUHAN di hadapan jemaat di Bait Allah.

Ayat 1-4. Pemazmur mengasihi TUHAN dan memuji TUHAN, sebab TUHAN sudah menyelamatkannya dari persoalan/keadaan yang mengancam hidupnya–bisa mendatangkan kematian. Pemazmur menderita, cemas, kesedihan, ketakutan karena keadaan yang mengancam itu, tetapi ia berseru kepada TUHAN dan TUHAN menyelamatkannya.

Ayat 5-11. Alasan Pemazmur berseru kepada TUHAN di dalam kesesakannya: karena ia percaya bahwa TUHAN itu Allah yang penuh kemurahan, kebenaran, dan belas kasihan–gracious, righteous, and merciful. Pemazmur percaya pada sifat TUHAN yang memelihara orang-orang yang senerhana, yang lemah. TUHAN memandang serius (concern) kalau kematian menimpa orang yang saleh (ayat 15). Sekalipun menderita dan tidak mempercayai orang lain, tetapi Pemazmur tetap percaya kepada TUHAN–karena itu ia berseru kepada-Nya.

Ayat 12-19. Lalu bagaimana respons Pemazmur kepada TUHAN? “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” (ayat 12). Dengan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama TUHAN, dengan membayar nazarnya di hadapan jemaat, dengan menyaksikan pekerjaan TUHAN kepada orang banyak, dengan mempersembahkan korban/persembahan syukur di dalam Bait Allah.

Penerapan:
(1) Di dalam kesesakan dan bahaya, berseru kepada Tuhan. Sebab ancaman kematian kepada umat-Nya merupakan isu penting bagi Tuhan. Setiap jiwa manusia, apalagi anak-Nya, itu sangat berharga bagi Tuhan. Tidak seperti manusia yang memandang sepele, bahkan tega mengorbankan nyawa orang lain, Tuhan memandang berharga nyawa setiap manusia–karena itu Ia akan bertindak mendengar seruan orang yang terancam jiwanya.
(2) Kalau sudah dilepaskan dari bahaya atau masalah, pujilah Tuhan, berikan persembahan syukur kepada-Nya, ceritakan pekerjaan-Nya kepada orang lain.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *