TUHAN-lah Yang Layak Dimuliakan

Mazmur 115:1-18

Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan (ayat 1). Pengakuan Pemazmur bahwa TUHANlah yang berhak untuk menerima kemuliaan. Deklarasi yang harus terus-menerus diingat dan diucapkan oleh setiap umat Tuhan. Sebab, hati manusia itu licik; dan sejak Adam, nafsu mendasar manusia berdosa adalah: ingin menjadi seperti Allah (Kej 3:5). Mencuri kemuliaan yang menjadi milik Tuhan adalah keinginan yang latent, yang harus terus-menerus diwaspadai dan diakui dan ditundukkan di bawah kaki Tuhan.

Ayat 1-8. Pemazmur menyatakan Siapa TUHAN dan apa bedanya dengan illah bangsa-bangsa. TUHAN bertakhta di sorga, Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! TUHAN adalah Raja yang hidup, berdaulat, dan berkuasa. Sedangkan illah bangsa-bangsa adalah buatan tangan manusia, tidak hidup tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bisa berkomunikasi–sehingga celaka dan sia-sialah orang yang percaya kepada illah-illah itu.

Ayat 9-11. Ajakan bagi seluruh umat TUHAN untuk percaya kepada TUHAN. Sebab TUHAN yang hidup itu adalah pertolongan dan perisai. Dan karena orang-orang yang hiduplah yang memuji TUHAN. Karena itu, selama masih hidup, percayalah kepada TUHAN, puji dan sembahlah TUHAN (ayat 17-18).

Ayat 12-16. Apa yang dilakukan TUHAN kepada umat-Nya, kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya: (1) mengingat/memikirkan (mindful) mereka, (2) memberkati mereka, (3) membuat mereka menjadi semakin banyak, dan (4) menempatkan mereka di bumi dan memberikan bumi ini kepada mereka (diberi kekuasaan untuk mengelola, menggunakan, menikmati).

Penerapan:
Waspada dengan kesombongan–mencuri kemuliaan/pujian yang menjadi hak Tuhan.
(1) Kalau ada keberhasilan, kalau ada prestasi, kalau ada pujian; jangan dinikmati, jangan merasa senang atau bangga, tetapi katakan dan akui bahwa itu semua adalah pekerjaan Tuhan! Tuhan yang layak untuk dipuji dan dikagumi.
(2) Kalau muncul pikiran/bayangan mendapatkan pujian/dikagumi orang, segera akui itu sebagai dosa di hadapan Tuhan, nyatakan bahwa Tuhan yang layak untuk menerima pujian, dan minta Tuhan membersihkan hati dari kesombongan dan niat untuk mencari pujian dari orang lain.
(3) Kebiasaan untuk memuji dan menyembah Tuhan, untuk menolong hati saya terus mengingat bahwa Tuhanlah yang layak untuk dipuji, disembah, dan menerima semua kemuliaan.

Views: 5

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *