TUHAN, Hakim yang Adil, Benar, dan Setia

Mazmur 96:1-13

TUHAN adalah Penguasa Tertinggi. Ia maha besar, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. TUHAN adalah Raja atas segala bangsa. TUHAN datang untuk menghakimi dunia dengan keadilan, menghakimi bangsa-bangsa dengan kebenaran dan kesetiaan-Nya (ayat 10, 13). Penyembahan dan penundukkan diri kepada TUHAN, Sang Raja dan Hakim Tertinggi, akan mendatangkan sukacita besar (ayat 11-13).

Ajakan Pemazmur untuk mengakui Kerajaan TUHAN ini ditujukan kepada segenap bumi (ayat 1), tidak hanya umat Tuhan saja. Karena Kerajaan TUHAN itu berlaku secara universal atas segala bangsa–tidak ada yang bisa menolak. Sekalipun bangsa-bangsa itu memiliki allahnya sendiri, tetapi TUHAN berkuasa di atas semua allah itu (ayat 4-5). Maka, pilihannya hanya satu: mengakui pemerintahan TUHAN, sujud menyembah kepada TUHAN (ayat 7-9).

Pemazmur mengajak seluruh bumi untuk menyanyikan pujian bagi TUHAN, mengabarkan keselamatan-Nya setiap hari, menceritakan kemuliaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara bangsa-bangsa (ayat 1-3). Pemazmur mengajak agar semua datang ke Bait Tuhan, masuk ke dalam pelataran-Nya untuk membawa persembahan dan sujud menyembah Tuhan dengan gentar (ayat 6-9).

TUHAN, Sang Raja segala bangsa, menghakimi dunia dengan keadilan, kebenaran, dan kesetiaan-Nya (ayat 10, 13). Keadilan (righteously, meysar): benar, adil, proper, fair; even. Kebenaran (righteousness, tsedeq): benar dalam hal moral, etika, hukum; sesuai/berdasar standar hukum/moralitas yang ditetapkan. Kesetiaan (truth, munah): faithfulness, fidelity, setia, konsisten, terjamin, tidak berubah-ubah. Pengadilan Tuhan itu: (1) berdasar pada standar moral/hukum yang telah ditetapkan; (2) adil/fair, sesuai/sepadan dengan fakta tentang sikap/perbuatan seseorang; (3) konsisten, tidak berubah dalam segala situasi atua kondisi.

Penerapan:
Tunduk kepada keputusan penghakiman Tuhan. Tidak protes, marah atau menyalahkan Tuhan. Karena Tuhan adalah Raja yang berkuasa–tidak ada sikap lain kecuali sujud menyembah kepada-Nya. Karena sebagai Raja, Tuhan itu adil, Tuhan tidak lalim; dan penghakimannya itu sudah sesuai standar moral yang benar, adil/fair, dan konsisten/tidak berubah.

Views: 4

This entry was posted in Mazmur, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *