Tak Dikenal Manusia, Tapi Dikenal Allah

Roma 16:1-27

Para pelayan yang tidak dikenal–dan bukankah memang itu sesuatu yang wajar pada diri seorang pelayan? Namanya tidak perlu diketahui orang, pekerjaannya sering kali tidak terlihat atau diapresiasi oleh orang lain. Yang dikenal adalah Sang Tuan, yang dikagumi dan dimuliakan adalah Sang Tuan. Tidak jadi soal. Yang jelas, Sang Tuan Yang Mahamurah itu mengenal siapa hamba-hamba-Nya yang setia, yang mengerjakan bagian yang ditetapkan bagi mereka masing-masing. Yang penting, pada akhirnya, Sang Tuan akan berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia…” (Matius 25:21)

Sekalipun Paulus belum pernah pergi ke Roma, akan tetapi ada banyak sekali nama-nama yang disebutkan di dalam penutup surat Roma. Tidak hanya menyebut nama, tetapi juga menyebut relasi mereka dengan Paulus. Hanya ada beberapa orang yang tercatat kisahnya di dalam Alkitab, itupun sangat singkat. Tidak semua dicatat dan dikenal orang, tetapi Tuhan mengenal mereka dan mencatat setiap pelayanan mereka! Mereka adalah anggota-anggota tubuh Kristus, yang setia mengerjakan pekerjaan yang menjadi bagian mereka.

Febe, seorang diakon jemaat di Kengkrea (salah satu kota pelabuhan di Korintus), yang datang ke Roma, kemungkinan untuk membawa surat Paulus. Paulus meminta agar jemaat Roma menyambut dia dan memberikan bantuan kepadanya apabila diperlukan; sebab febe sendiri sudah memberikan bantuan kepada banyak orang dan kepada Paulus (ayat 1-2).

Priskila dan Akwila, teman sekerja Paulus, yang sudah mempertaruhkan nyawa mereka untuk hidup Paulus. Paulus berterima kasih kepada mereka dan mengatakan bahwa semua semua jemaat non Yahudi juga berterima kasih (berhutang budi) kepada pasangan ini. Paulus menitip salam untuk jemaat di rumah Priskila dan Akwila (ayat 4-5a).

Epenetus, petobat pertama di Asia. Maria, yang bekerja keras untuk jemaat Roma. Andronikus dan Yunias, saudara sebangsa Yahudi, yang pernah dipenjara bersama Paulus. Mereka orang yang terpandang di antara para rasul, mereka telah menjadi Kristen sebelum Paulus bertobat (ayat 5-7).

Ampilatus, Urbanus, Stakhis, Apeles, Aristobulus, Herodion, Narkisus, Trifena dan Trifosa, Persis, Rufus, ibu Rufus, Asinkritus, Flegon, Hermes, Patrobas, Hermas dan saudara-saudara, Filogus, Yulia, Nereus, saudara perempuan Nereus, Olimpas dan orang percaya yang bersama mereka (ayat 8-15).

Nasihat Paulus kepada jemaat: (1) Bersalam-salam dengan cium kudus; (2) Waspada kepada mereka yang membawa pengajaran yang bertentangan dengan apa yang sudah diterima jemaat, yang menimbulkan perpecahan dan godaan. Jemaat harus menghindari orang-orang itu. Mereka tidak melayani Tuhan, tetapi melayani perut mereka, bahasanya muluk dan manis untuk menipu orang-orang yang tulus hatinya; (3) Selain tetap hidup taat, jemaat harus bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat; (4) Paulus mendoakan jemaat agar Allah segera menghancurkan Iblis di bawah kaki jemaat, dan supaya kasih karunia Tuhan Yesus menyertai jemaat (ayat 16-20).

Paulus menyebut orang-orang yang bersamanya saat menulis surat Roma: Timotius, Lukius, Yason, Sosipater, Tertius (yang menuliskan surat Roma), Gayus (memberi tumpangan pada Paulus), Erastus, dan Kwartus (ayat 21-24).

Paulus memuji Allah, yang berkuasa menguatkan jemaat yang sudah mendengar rahasia Illahi, yaitu Injil Yesus Kristus. Paulus memuji Allah, satu-satunya Allah yang penuh hikmat. Segala kemuliaan sampai selama-lamanya untuk Dia! (ayat 25-27)

Views: 9

This entry was posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *