Bertekun Dalam Penderitaan

Roma 8:18-39

Penderitaan merupakan hal yang akan selalu ada di dunia–sampai Tuhan Yesus datang kembali. Seluruh ciptaan Tuhan mengalami penderitaan: dikuasai oleh kesia-siaan dan kerusakan sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa. Paulus membuat personifikasi di mana seluruh ciptaan digambarkan sebagaimana penderitaan dan keluhan seorang perempuan yang akan melahirkan; penderitaan untuk menanti-nantikan waktu anak-anak Allah dimuliakan (ayat 18-22).

Orang percaya sendiri juga menderita selama hidup di dunia ini. Penderitaan yang justru muncul sejak menjadi anak-anak Allah, sejak menjadi buah-buah sulung Roh. Orang percaya sudah mengalami kehidupan dalam kerajaan Allah, tetapi belum sepenuhnya–masih menunggu sampai mengalami pengudusan dan pemuliaan yang sempurna. Hal inilah yang menimbukan ketegangan dan penderitaan. Menerima janji, mulai mengalami, tapi belum memperoleh sepenuhnya, dan sedang dalam penantian kepada pemenuhan yang sempurna. Hanya satu sikap yang harus ada: terus tekun, terus sabar menanti, terus berharap (ayat 23-25)

Di dalam penantian orang percaya itu, Roh Kudus bekerja. Roh Kudus menolong orang percaya untuk berdoa–karena kita tidak tahu apa yang seharusnya didoakan–. Roh Kudus sendiri mendoakan orang percaya dengan keluhan-keluhan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Allah, yang mengetahui isi hati Roh Kudus, Allah mendengar doa-doa Roh Kudus bagi orang-orang percaya (ayat 26-27).

Kebenaran lain yang diketahui orang percaya: Allah menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi orang-orang percaya. Allah memilih mereka, menjadikan mereka serupa dengan gambaran Anak-Nya, memanggil mereka untuk dibenarkan dan dimuliakan (ayat 28-30).

Kesimpulannya, Allah ada di pihak orang-orang percaya. Allah yang sudah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang sudah menyerahkan Anak-Nya bagi orang percaya. Allah tidak akan mendakwa orang percaya, Kristus tidak akan menghukum orang percaya. Tidak ada yang akan bisa melepaskan orang percaya dari kadih Kristus. Sehingga, apapun yang terjadi atas hidup orang percaya, tidak akan bisa memisahkan orang percaya dari kasih Allah di dalam Kristus Yesus! (ayat 31-39).

Penerapan:
Bertekun dan bersabar di dalam situasi-situasi yang sulit dan tidak menyenangkan, baik karena pergumulan pribadi untuk hidup kudus dan mentaati Tuhan, maupun karena apa yang dialami di dunia ini dan karena perlakukan orang. Berdoa memohon ketekunan dan kelepasan, dengan menyakini bahwa Roh Kudus sedang terus-menerus mendoakan saya di hadapan Allah–dengan permintaan-permintaan yang paling saya perlukan, yang memang saya perlukan.

Views: 7

This entry was posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Roma. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *